Sebut Houthi Membela Diri dari Agresi, Menteri Lebanon Bikin Arab Saudi Naik Pitam

Kamis, 28 Oktober 2021 - 00:37 WIB
loading...
Sebut Houthi Membela...
Menteri Informasi Lebanon George Kurdahi membuat Arab Saudi murka atas komentarnya terkait Houthi. Foto/Al Araby
A A A
BEIRUT - Seorang menteri Lebanon membuat Arab Saudi naik darah atas komentarnya terkait milisi Houthi di Yaman . Arab Saudi pun menyerukan ia meminta maaf.

Menteri Informasi Lebanon George Kurdahi mengkritik kampanye koalisi Arab pimpinan Arab Saudi di Yaman. Ia mengatakkan pemberontak Houthi yang didukung Iran hanya membela diri dalam menghadapi agresi eksternal terhadap Yaman selama bertahun-tahun.

Sontak pernyataan mantan presenter televisi MBC milik Arab Saudi itu mendapat kecaman karena membela sekutu Iran itu. Sumber-sumber di Arab Saudi mengatakan kepada MTV Lebanon bahwa pemecatan Kurdihi akan menyelesaikan krisis diplomatik ini.

Pemerintah Yaman juga ikut mengecam pernyataa Kurdahi.



Menteri Luar Negeri Yaman Ahmed bin Mubarak mengatakan di Twitter bahwa kedutaan Yaman di Beirut telah menyerahkan surat kecaman kepada kementerian luar negeri Lebanon. Mubarak mengatakan pernyataan Kurdahi bertentangan dengan Lebanon dan sikap resmi Arab terhadap perang Yaman, yang dimulai pada 2014.

Menanggapi hal itu, Kurdahi mengatakan komentar itu dibuat pada bulan Agustus, sebelum dia diangkat menjadi menteri. Meski begitu ia membantah melakukan telah kesalahan dan tidak akan meminta maaf.

“Saya tidak (bermaksud) mengambil sikap dalam apa yang saya katakan tentang perang Yaman, saya mengatakannya dengan sikap bersahabat karena saya menentang konflik Arab-Arab. Saya tidak pernah menyerang Arab Saudi atau (Uni Emirat Arab) dan Saya menganggap mereka sebagai negara kedua saya," kata Kurdahi saat konferensi pers, seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (28/10/2021).

Ia pun menegaskan tidak akan mundur dan menolak untuk "diberi instruksi", di tengah seruan agar dia mundur.



Sebelumnya, mantan Menteri Luar Negeri Lebanon Charbel Wehbe berhenti dari jabatannya di bawah tekanan pada Mei lalu setelah menyerang Arab Saudi selama wawancara televisi.

Dia menuduh Riyadh dan negara-negara Teluk lainnya membantu kelompok Negara Islam (ISIS) bangkit di wilayah tersebut, menyoroti pembunuhan jurnalis Saudi Jamal al-Khashoggi di Turki pada 2018 lalu, dan menyebut Arab Saudi sebagai "badui", dengan cara yang dimaksudkan sebagai penghinaan.

Hubungan negara-negara Teluk dengan Lebanon telah menjadi lebih dingin karena meningkatnya pengaruh politik kelompok paramiliter Syiah Hizbullah. Banyak anggota pemerintahan saat ini juga dipandang berpihak pada kelompok yang dianggap sebagai poros Iran di wilayah tersebut.

Beirut sendiri saat ini sedang mencari dukungan keuangan baru dari mantan sekutunya.



Hubungan antara Lebanon dan Arab Saudi telah tegang, dengan Riyadh secara terbuka menjauhkan diri dari urusan Lebanon.

Kebijakan ini bertentangan dengan apa yang dilihatnya sebagai pengaruh yang meningkat dari Hizbullah yang didukung Iran dalam politik negara itu.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)