Nasib Para Penghina Nabi Muhammad: Tewas Tragis hingga Dibayangi Ketakutan

Selasa, 05 Oktober 2021 - 14:17 WIB
loading...
A A A
Charb dan dua rekan kerjanya di Charlie Hebdo kemudian menerima perlindungan polisi.

Pada September 2012, seorang pria ditangkap di La Rochelle, diduga karena menyerukan pemenggalan kepala Charb di situs kelompok "jihadis".

Dalam sebuah wawancara tahun 2012, Charb mengatakan: "Saya tidak takut pembalasan, saya tidak punya anak, tidak ada istri, tidak ada mobil, tidak ada utang. Ini mungkin terdengar agak sombong, tapi saya lebih suka mati di kaki saya daripada untuk hidup berlutut."

Kelompok al-Qaeda menempatkan Charb di "daftar paling dicari" mereka pada tahun 2013 setelah dia mengedit edisi Charlie Hebdo yang menyindir kaum radikal "Mohammedan".

Menjadi seorang penembak klub olahraga, Charb mengajukan izin untuk dapat membawa senjata api untuk membela diri. Permohonan itu, bagaimanapun, tidak disetujui.

Charb mengaku sebagai seorang ateis dan pasifis.

Pada 7 Januari 2015, kantor majalah Charlie Hebdo diserbu kelompok bersenjata. Charb dibantai dengan beberapa tembakan. Tujuh rekannya dan dua petugas polisi juga tewas dalam pembantaian tersebut.

Dua hari sebelum kematiannya, Charb telah menyelesaikan sebuah esai tentang Islamofobia.

Satu tahun setelah pembantaiannya, esai tersebut diterbitkan dalam terjemahan bahasa Inggris, dengan kata pengantar oleh Adam Gopnik, dengan judul "Open Letter: On Blasphemy, Islamophobia, and the True Enemies of Free Expression".

3. Kurt Westergaard
Nasib Para Penghina Nabi Muhammad: Tewas Tragis hingga Dibayangi Ketakutan

Kartunis Denmark ini pada tahun 2005 menggambar karikatur tentang sosok Nabi Muhammad SAW mengenakan bom di sorbannya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1868 seconds (0.1#10.140)