Majalah Prancis Dulu Menghina Nabi Muhammad, Kini Gelar Kontes Kartun Mengejek Tuhan
loading...
A
A
A
PARIS - Majalah satire Prancis, Charlie Hebdo , telah menggelar kontes menggambar kartun yang mengejek Tuhan dengan batas waktu pengiriman pada hari Minggu (15/12/2024).
Kontes tersebut untuk menandai 10 tahun setelah serangan mematikan di kantornya yang menggemparkan Prancis.
Pada 7 Januari 2014, kantor media itu menjadi sasaran serangan dua pria bersenjata, yang menembak mati delapan anggota staf termasuk beberapa kartunis paling terkenal di negara itu di dalam gedungnya di pusat kota Paris.
Para penyerang—dua bersaudara yang kemudian dibunuh oleh polisi—menargetkan kantor redaksi Charlie Hebdo setelah keputusannya untuk menerbitkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW , nabi paling dihormati umat Islam.
Dengan gaya provokatif yang khas, majalah ateis itu telah mengundang para kartunis untuk mengirimkan gambar-gambar "paling lucu dan paling kejam" yang mengejek Tuhan menjelang peringatan 10 tahun serangan kantornya.
Diluncurkan bulan lalu dengan batas waktu 15 Desember, majalah itu menyampaikan pesan: "Kepada setiap orang yang muak hidup dalam masyarakat yang diarahkan oleh Tuhan dan agama. Setiap orang yang muak dengan apa yang disebut baik dan jahat. Setiap orang yang muak dengan para pemimpin agama yang mendikte hidup kita."
Tidak ada konfirmasi langsung tentang berapa banyak gambar kartun yang telah dikirim para peserta kontes untuk dipublikasikan.
Serangan terhadap kantor Charlie Hebdopada 7 Januari 2014 memicu curahan simpati dan gelombang solidaritas "Je Suis Charlie [Saya Charlie]" dengan tim redaksi dan kartunis terkenal Cabu, Charb, Honore, Tignous, dan Wolinski yang kehilangan nyawa mereka.
Pembantaian itu merupakan bagian dari serangkaian rencana yang terinspirasi oleh kelompok milisi bersenjata yang merenggut ratusan nyawa di Prancis dan Eropa Barat selama tahun-tahun berikutnya.
Kontes tersebut untuk menandai 10 tahun setelah serangan mematikan di kantornya yang menggemparkan Prancis.
Pada 7 Januari 2014, kantor media itu menjadi sasaran serangan dua pria bersenjata, yang menembak mati delapan anggota staf termasuk beberapa kartunis paling terkenal di negara itu di dalam gedungnya di pusat kota Paris.
Para penyerang—dua bersaudara yang kemudian dibunuh oleh polisi—menargetkan kantor redaksi Charlie Hebdo setelah keputusannya untuk menerbitkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW , nabi paling dihormati umat Islam.
Dengan gaya provokatif yang khas, majalah ateis itu telah mengundang para kartunis untuk mengirimkan gambar-gambar "paling lucu dan paling kejam" yang mengejek Tuhan menjelang peringatan 10 tahun serangan kantornya.
Diluncurkan bulan lalu dengan batas waktu 15 Desember, majalah itu menyampaikan pesan: "Kepada setiap orang yang muak hidup dalam masyarakat yang diarahkan oleh Tuhan dan agama. Setiap orang yang muak dengan apa yang disebut baik dan jahat. Setiap orang yang muak dengan para pemimpin agama yang mendikte hidup kita."
Tidak ada konfirmasi langsung tentang berapa banyak gambar kartun yang telah dikirim para peserta kontes untuk dipublikasikan.
Berdalih Kebebasan Berpendapat
Serangan terhadap kantor Charlie Hebdopada 7 Januari 2014 memicu curahan simpati dan gelombang solidaritas "Je Suis Charlie [Saya Charlie]" dengan tim redaksi dan kartunis terkenal Cabu, Charb, Honore, Tignous, dan Wolinski yang kehilangan nyawa mereka.
Pembantaian itu merupakan bagian dari serangkaian rencana yang terinspirasi oleh kelompok milisi bersenjata yang merenggut ratusan nyawa di Prancis dan Eropa Barat selama tahun-tahun berikutnya.