Ucapkan Terima Kasih Dapat Bantuan, Taliban Desak AS Tunjukkan Hati

Rabu, 15 September 2021 - 22:31 WIB
loading...
Ucapkan Terima Kasih Dapat Bantuan, Taliban Desak AS Tunjukkan Hati
Taliban ucapkan terima kasih atas bantuan internasional. Foto/Ilustrasi
A A A
KABUL - Taliban berterima kasih kepada dunia karena menjanjikan ratusan juta dolar dalam bantuan darurat ke Afghanistan . Taliban juga mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menunjukkan "hati" kepada negara miskin itu.

Sebuah konferensi donor di Jenewa pada hari Senin menunjukkan sejumlah negara menjanjikan total USD1,2 miliar bantuan untuk Afghanistan, yang diambil alih oleh kelompok Islam garis keras itu bulan lalu dalam serangan kilat yang mengejutkan pasukan AS yang mundur.

Afghanistan, yang sudah sangat bergantung pada bantuan, menghadapi krisis ekonomi, dengan pemerintah baru tidak mampu membayar gaji dan harga pangan melonjak.

Amir Khan Muttaqi, penjabat menteri luar negeri rezim Taliban, mengatakan pada konferensi pers bahwa kelompok itu akan membelanjakan uang donor dengan bijak dan menggunakannya untuk mengentaskan kemiskinan.

"Imarah Islam akan mencoba yang terbaik untuk memberikan bantuan ini kepada orang-orang yang membutuhkan dengan cara yang benar-benar transparan," kata Muttaqi seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (15/9/2021).

Dia juga meminta Washington untuk menunjukkan penghargaan kepada Taliban yang mengizinkan AS menyelesaikan penarikan pasukan dan evakuasi lebih dari 120.000 orang bulan lalu.

"Amerika adalah negara besar, mereka harus memiliki hati yang besar," ujarnya.

Muttaqi mengatakan Afghanistan, yang juga menghadapi kekeringan, telah menerima bantuan dari negara-negara seperti Pakistan, Qatar dan Uzbekistan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.



Dia mengatakan dia telah mengadakan diskusi dengan duta besar China tentang vaksin virus Corona dan tujuan kemanusiaan lainnya, dengan Beijing menjanjikan USD15 juta yang akan "segera" tersedia.

Sejak pengambilalihan Taliban, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah menghentikan akses Afghanistan ke pendanaan, sementara AS juga telah membekukan uang tunai yang disimpan dalam cadangannya untuk Kabul.

Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengatakan dia yakin bantuan dapat digunakan untuk mempengaruhi Taliban guna menuntut perbaikan hak asasi manusia, di tengah kekhawatiran akan kembalinya pemerintahan brutal yang menjadi ciri rezim Taliban pertama dari tahun 1996 hingga 2001.

"Tidak mungkin memberikan bantuan kemanusiaan di Afghanistan tanpa melibatkan otoritas de facto," kata Sekjen PBB kepada para menteri yang menghadiri pembicaraan Jenewa.

"Sangat penting untuk terlibat dengan Taliban pada saat ini," serunya.



Taliban telah menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih ringan kali ini, tetapi telah bergerak cepat untuk menghancurkan perbedaan pendapat, termasuk menembak ke udara untuk membubarkan protes baru-baru ini oleh para perempuan yang menyerukan hak atas pendidikan dan pekerjaan.

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet mengatakan dia kecewa dengan kurangnya inklusivitas dari apa yang disebut kabinet sementara bentukan Taliban, yang tidak mencakup perempuan dan sedikitnya unsur non-Pashtun.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya telah memperingatkan bahwa Taliban harus mendapatkan legitimasi dan dukungan, setelah pembicaraan dengan sekutu tentang bagaimana menghadirkan front persatuan.

Kabinet sementara Taliban, katanya, akan dinilai berdasarkan tindakannya.

Sementara itu, warga Afghanistan terpaksa menjual barang-barang rumah tangga mereka untuk mengumpulkan uang guna membayar kebutuhan pokok, dan pasar barang bekas yang ramai menjamur di sebagian besar pusat kota.

Ajmal Ahmady, mantan pejabat gubernur bank sentral Afghanistan, mencuit pekan lalu bahwa negara itu tidak lagi memiliki akses ke sekitar USD9 miliar dalam bentuk bantuan, pinjaman, dan aset.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)