Sebulan Kuasai Kabul, Taliban Hadapi Krisis Kemanusiaan

Rabu, 15 September 2021 - 19:48 WIB
loading...
A A A
Bahkan dengan miliaran dolar dalam bantuan asing, ekonomi Afghanistan telah berjuang, dengan pertumbuhan yang gagal mengimbangi peningkatan populasi yang stabil. Pekerjaan langka dan banyak pekerja pemerintah tidak digaji setidaknya sejak Juli.



Sementara sebagian besar orang tampaknya menyambut baik berakhirnya pertempuran, namun kegembiraan itu telah diredam oleh penutupan ekonomi yang hampir terjadi.

“Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa,” kata seorang tukang daging dari daerah Bibi Mahro di Kabul, yang menolak menyebutkan namanya.

“Setiap hari, segalanya menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini benar-benar situasi yang buruk,” sambungnya.

Setelah evakuasi warga asing yang kacau di Kabul bulan lalu, penerbangan pertolongan pertama mulai berdatangan saat bandara dibuka kembali.

Namun reaksi dunia terhadap pemerintah Taliban dan kelompok garis keras yang diumumkan pekan lalu sangat dingin, dan belum ada tanda-tanda pengakuan internasional atau langkah untuk membuka blokir lebih dari USD9 miliar cadangan devisa yang disimpan di luar Afghanistan.

Meskipun para pejabat Taliban telah mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud untuk mengulangi aturan ketat dari pemerintah sebelumnya, yang digulingkan oleh kampanye pimpinan Amerika Serikat (AS) setelah serangan 11 September 2001, mereka telah berjuang untuk meyakinkan dunia luar bahwa mereka telah benar-benar berubah.



Laporan yang tersebar luas tentang warga sipil yang terbunuh dan jurnalis dipukuli, serta keraguan tentang apakah hak-hak perempuan benar-benar akan dihormati di bawah interpretasi garis keras Taliban terhadap hukum Islam, telah merusak kepercayaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1026 seconds (0.1#10.140)