Kabinet Pemerintahan Sementara Taliban Bikin Dunia Internasional Prihatin

Rabu, 08 September 2021 - 23:38 WIB
loading...
A A A
"Setiap keterlibatan lebih lanjut, bagaimanapun, akan tergantung pada perilaku Taliban. Pengumuman pemerintah transisi tanpa partisipasi kelompok lain dan kekerasan kemarin terhadap demonstran dan jurnalis di Kabul bukanlah sinyal yang memberikan alasan untuk optimisme," tegasnya.



Maas berbicara menjelang pertemuan dengan mitranya dari Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Antony Blinken, di Pangkalan Udara Ramstein Jerman, di mana ribuan orang yang melarikan diri dari Afghanistan diterbangkan dalam operasi pengangkutan udara besar-besaran AS bulan lalu.

Seorang juru bicara mengatakan Departemen Luar Negeri AS sedang "menilai" pengumuman Taliban tentang pemerintahan sementaranya.

"Kami mencatat daftar nama yang diumumkan secara eksklusif terdiri dari individu yang menjadi anggota Taliban atau rekan dekat mereka dan tidak ada wanita," kata juru bicara itu.

"Kami juga prihatin dengan afiliasi dan rekam jejak beberapa individu," ia menambahkan.

Sementara ini telah disajikan sebagai pemerintah sementara, juru bicara itu mengatakan: "Kami akan menilai Taliban dengan tindakannya, bukan kata-kata. Kami telah memperjelas harapan kami bahwa rakyat Afghanistan layak mendapatkan pemerintahan yang inklusif."

"Dari analisis awal pengumuman itu tidak terlihat seperti formasi inklusif dan representatif dalam hal keragaman etnis dan agama yang kaya di Afghanistan yang kami harapkan dan bahwa Taliban menjanjikan selama beberapa minggu terakhir," kata juru bicara Uni Eropa Peter Stano dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke CNN.

Taliban telah mengumumkan komposisi kabinet pemerintah baru sementara Afghanistan kemarin. Tidak ada perempuan, anggota agama minoritas atau anggota kepemimpinan terguling Afghanistan yang masuk dalam kabinet atau ditunjuk untuk peran penasihat dalam pengumuman pemerintah baru sementara Afghanistan.

Ini terjadi terlepas dari janji-janji Taliban tentang pemerintahan inklusif dan bentuk pemerintah Islam yang lebih moderat daripada ketika mereka terakhir berkuasa dua dekade lalu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)