Jadi Alat Tawar Politik bagi Penguasa Baru, Israel Curi 40 Persen Sumber Air dari Suriah

Selasa, 07 Januari 2025 - 05:05 WIB
loading...
Jadi Alat Tawar Politik...
Israel menguasai 40 persen sumber air Suriah. Foto/Press TV
A A A
DAMASKUS - Selama bertahun-tahun, rezim Israel mendambakan sumber daya air Suriah yang melimpah, khususnya di wilayah selatan negara itu, untuk mengatasi kekurangan air kronisnya sendiri.

Setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad secara dramatis di Damaskus bulan lalu, Tel Aviv melancarkan serangan militer yang agresif dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Suriah dengan berbagai tujuan strategis.

Pasukan Israel dengan cepat memperluas wilayahnya melampaui Dataran Tinggi Golan yang diduduki, merebut zona penyangga dan Gunung Hermon—puncak penting yang membentang di perbatasan Suriah, Lebanon, dan Palestina.

Jadi Alat Tawar Politik bagi Penguasa Baru, Israel Curi 40 Persen Sumber Air dari Suriah

1. Merebut Bendungan Al Mantara

Namun, serangan ini hanyalah permulaan. Pada hari Kamis, media Suriah melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel merebut Bendungan Al-Mantara, jalur kehidupan bagi Quneitra dan daerah sekitarnya.

Melansir Press TV, peristiwa ini terjadi saat mereka mengebom markas Brigade ke-90 Angkatan Darat Suriah di Sasa, dekat Damaskus, sebagai upaya menutupi pencurian terbaru mereka.

Terletak hanya beberapa ratus meter di sebelah timur Quneitra, sekitar 50 kilometer barat daya ibu kota Suriah, Bendungan Al-Mantara berada di dalam zona penyangga yang didirikan di Dataran Tinggi Golan pada tahun 1979.

Waduk air penting ini telah lama menopang tidak hanya provinsi Quneitra, tempat Dataran Tinggi Holan yang diduduki berada, tetapi juga wilayah selatan Suriah yang lebih luas dan gersang.

Dengan pendudukan Bendungan Al-Mantara, bendungan terpenting di Suriah selatan, para ahli mengatakan hampir 40 persen sumber daya air Suriah kini berada di bawah kendali ilegal rezim Israel.

Sebelum Al-Mantara, mereka menduduki lima lokasi penting lainnya yang memasok air ke Suriah dari negara-negara tetangga.

Kota Quneitra dan daerah sekitarnya jatuh ke tangan pasukan Israel pada bulan Desember, beberapa hari setelah pemerintahan Assad runtuh dan militan yang didukung Barat, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham, merebut kendali.

2. Membangun Zona Penyangga

Dalam waktu yang cepat, rezim Tel Aviv menduduki 266 kilometer persegi wilayah zona penyangga, yang secara mencolok melanggar Perjanjian Pelepasan 1974. Pasukan pendudukan Israel kemudian bergerak lebih jauh ke timur, menyita wilayah Suriah tambahan secara ilegal.

Israel telah menduduki lebih banyak tanah di Suriah selatan dan merebut kendali atas sumber daya air utama.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1238 seconds (0.1#10.140)