Taliban Makin Merajalela, Rebut Ibu Kota Provinsi Keenam Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban telah merebut provinsi keenam di Afghanistan hanya dalam waktu empat hari. Kelompok pemberontak itu semakin percaya diri dengan kemampuannya merebut wilayah pemerintah.
Juru bicara kelompok bersenjata Taliban pada Senin pagi mengirim pesan ke media, mengklaim telah merebut Aibak, ibu kota provinsi utara, Samangan.
Wakil Gubernur Provinsi Samangan mengkonfirmasi pengambilalihan tersebut kepada kantor berita AFP.
“Taliban dalam kendali penuh,” ujar wakil gubernur itu, tak lama setelah juru bicara Taliban mencuit bahwa semua instalasi pemerintah dan kepolisian di Aibak telah “dibersihkan”.
Kelompok Taliban mengatakan para pejuangnya sekarang menguasai kompleks gubernur provinsi, direktorat intelijen, markas besar kepolisian dan semua gedung resmi lainnya.
Samangan adalah provinsi kelima yang jatuh ke tangan Taliban dalam waktu kurang dari sepekan, dan keenam secara keseluruhan.
Tidak seperti Jowzjan, Kunduz dan Sar-e-Pol, Samangan pernah dikenal sebagai salah satu provinsi teraman di Afghanistan, dengan sedikit kehadiran Taliban.
Namun, tiga tahun terakhir melihat kehadiran kelompok yang berkembang pesat di provinsi tersebut.
Jatuhnya Samangan akan menambah ketegangan pada kondisi keamanan Afghanistan yang sudah memburuk, karena pasukan komando dan tentara cadangan dikirim ke provinsi-provinsi yang bergolak.
Sementara itu, penduduk di Kandahar, Herat dan Lashkar Gah mengatakan pertempuran masih berkecamuk di dekat ibu kota mereka, yang telah coba dikuasai Taliban selama lebih dari sebulan.
Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengklaim telah meluncurkan operasi pembersihan di Kunduz, tetapi penduduk yang berbicara kepada Al Jazeera mengatakan, “Taliban menghabiskan sebagian besar hari Senin untuk mencoba lebih dekat ke bandara.”
Menurut sumber di lapangan, kelompok Taliban berhasil mencapai jarak tiga kilometer dari Bandara dan pertempuran berlanjut di kota.
Dengan jalan dari Kabul ke Kunduz telah berada dalam kendali pemberontak selama beberapa bulan, warga khawatir pengambilalihan bandara oleh Taliban akan menjadi “bencana” yang menghalangi para pejabat dan warga mengungsi.
Pejabat kesehatan di Kunduz mengatakan mereka telah merawat puluhan warga sipil yang terluka sejak Minggu sore, ketika Taliban pertama kali mengibarkan bendera putih mereka dari alun-alun utama kota.
Juru bicara kelompok bersenjata Taliban pada Senin pagi mengirim pesan ke media, mengklaim telah merebut Aibak, ibu kota provinsi utara, Samangan.
Wakil Gubernur Provinsi Samangan mengkonfirmasi pengambilalihan tersebut kepada kantor berita AFP.
“Taliban dalam kendali penuh,” ujar wakil gubernur itu, tak lama setelah juru bicara Taliban mencuit bahwa semua instalasi pemerintah dan kepolisian di Aibak telah “dibersihkan”.
Kelompok Taliban mengatakan para pejuangnya sekarang menguasai kompleks gubernur provinsi, direktorat intelijen, markas besar kepolisian dan semua gedung resmi lainnya.
Samangan adalah provinsi kelima yang jatuh ke tangan Taliban dalam waktu kurang dari sepekan, dan keenam secara keseluruhan.
Tidak seperti Jowzjan, Kunduz dan Sar-e-Pol, Samangan pernah dikenal sebagai salah satu provinsi teraman di Afghanistan, dengan sedikit kehadiran Taliban.
Namun, tiga tahun terakhir melihat kehadiran kelompok yang berkembang pesat di provinsi tersebut.
Jatuhnya Samangan akan menambah ketegangan pada kondisi keamanan Afghanistan yang sudah memburuk, karena pasukan komando dan tentara cadangan dikirim ke provinsi-provinsi yang bergolak.
Sementara itu, penduduk di Kandahar, Herat dan Lashkar Gah mengatakan pertempuran masih berkecamuk di dekat ibu kota mereka, yang telah coba dikuasai Taliban selama lebih dari sebulan.
Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengklaim telah meluncurkan operasi pembersihan di Kunduz, tetapi penduduk yang berbicara kepada Al Jazeera mengatakan, “Taliban menghabiskan sebagian besar hari Senin untuk mencoba lebih dekat ke bandara.”
Menurut sumber di lapangan, kelompok Taliban berhasil mencapai jarak tiga kilometer dari Bandara dan pertempuran berlanjut di kota.
Dengan jalan dari Kabul ke Kunduz telah berada dalam kendali pemberontak selama beberapa bulan, warga khawatir pengambilalihan bandara oleh Taliban akan menjadi “bencana” yang menghalangi para pejabat dan warga mengungsi.
Pejabat kesehatan di Kunduz mengatakan mereka telah merawat puluhan warga sipil yang terluka sejak Minggu sore, ketika Taliban pertama kali mengibarkan bendera putih mereka dari alun-alun utama kota.
(sya)