Peneliti AS Temukan Zona Mati Skala Besar di Teluk Meksiko
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ilmuwan Amerika Serikat (AS) telah menemukan zona mati dalam skala besar. Zona mati rata-rata mencakup sekitar 5.400 mil, tetapi yang ditemukan di dasar Teluk Meksiko sekitar 6.334 mil persegi, atau setara dengan lebih dari empat juta hektar habitat.
Menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA), zona mati adalah area bawah laut di mana kadar oksigen sangat rendah sehingga tidak ada kehidupan laut yang dapat bertahan hidup di sana. Mereka terjadi secara alami, tetapi para peneliti khawatir bahwa semakin banyak gurun biologis ini berkembang karena aktivitas manusia.
"Distribusi oksigen terlarut rendah tidak biasa ditemukan musim panas ini,” kata Nancy Rabalais, seorang profesor di Louisiana State University yang memimpin penelitian.
“Kondisi oksigen rendah sangat dekat dengan pantai dengan banyak pengamatan menunjukkan kekurangan oksigen hampir lengkap,” sambungnya, seperti dilansir Sputnikk pada Minggu (8/8/2021).
NOAA menuturkan, zona mati terjadi secara alami, tetapi para peneliti mengatakan bahwa aktivitas manusia telah menyebabkan perluasan area ini.
Limbah dari pertanian dan perternakan masuk ke lautan, di mana itu merangsang pertumbuhan alga, yang pada gilirannya mati dan membusuk. Selama proses tersebut, bakteri pemakan oksigen membusukkan alga dan selanjutnya menyebabkan terciptanya zona mati.
Menurut NOAA, sebagian besar kehidupan laut akan mati jika berada di zona ini dan jika mereka hidup, mareka akan segera meninggalkan zona yang tidak bisa dihuni tersebut.
Namun, bahkan beberapa menit paparan ke gurun biologis ini dapat menyebabkan konsekuensi negatif, seperti perubahan pola makan ikan, tingkat pertumbuhan, dan reproduksi.
Para peneliti sekarang berencana untuk memeriksa zona mati untuk menemukan cara untuk mengurangi ukurannya dan meminimalkan dampak terhadap sumber daya pesisir.
"Tahun ini, kita telah melihat lagi dan lagi efek mendalam perubahan iklim terhadap komunitas kita - dari kekeringan bersejarah di barat hingga peristiwa banjir. Iklim secara langsung terkait dengan air, termasuk aliran polusi nutrisi ke Teluk Meksiko,” ujar Asisten Administrator Badan Perlindungan Lingkungan untuk Air, Radhika Fox.
Menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA), zona mati adalah area bawah laut di mana kadar oksigen sangat rendah sehingga tidak ada kehidupan laut yang dapat bertahan hidup di sana. Mereka terjadi secara alami, tetapi para peneliti khawatir bahwa semakin banyak gurun biologis ini berkembang karena aktivitas manusia.
"Distribusi oksigen terlarut rendah tidak biasa ditemukan musim panas ini,” kata Nancy Rabalais, seorang profesor di Louisiana State University yang memimpin penelitian.
“Kondisi oksigen rendah sangat dekat dengan pantai dengan banyak pengamatan menunjukkan kekurangan oksigen hampir lengkap,” sambungnya, seperti dilansir Sputnikk pada Minggu (8/8/2021).
NOAA menuturkan, zona mati terjadi secara alami, tetapi para peneliti mengatakan bahwa aktivitas manusia telah menyebabkan perluasan area ini.
Limbah dari pertanian dan perternakan masuk ke lautan, di mana itu merangsang pertumbuhan alga, yang pada gilirannya mati dan membusuk. Selama proses tersebut, bakteri pemakan oksigen membusukkan alga dan selanjutnya menyebabkan terciptanya zona mati.
Menurut NOAA, sebagian besar kehidupan laut akan mati jika berada di zona ini dan jika mereka hidup, mareka akan segera meninggalkan zona yang tidak bisa dihuni tersebut.
Namun, bahkan beberapa menit paparan ke gurun biologis ini dapat menyebabkan konsekuensi negatif, seperti perubahan pola makan ikan, tingkat pertumbuhan, dan reproduksi.
Para peneliti sekarang berencana untuk memeriksa zona mati untuk menemukan cara untuk mengurangi ukurannya dan meminimalkan dampak terhadap sumber daya pesisir.
"Tahun ini, kita telah melihat lagi dan lagi efek mendalam perubahan iklim terhadap komunitas kita - dari kekeringan bersejarah di barat hingga peristiwa banjir. Iklim secara langsung terkait dengan air, termasuk aliran polusi nutrisi ke Teluk Meksiko,” ujar Asisten Administrator Badan Perlindungan Lingkungan untuk Air, Radhika Fox.
(ian)