Rebut Kota Zaranj, Taliban Parade dengan Humvee Buatan AS
loading...
A
A
A
KABUL - Para militan Taliban melakukan parade dengan kendaraan Humvee buatan Amerika Serikat (AS) setelah merebut kota Zaranj, Ibu Kota Provinsi Nimroz, barat daya Afghanistan. Kelompok pemberontak itu juga pamer berbagai senjata buatan Amerika.
Saat parade di jalan-jalan, mereka mengibarkan bendera khas Taliban di atap kendaraan militer.
Polisi Zaranj mengatakan pada hari Jumat bahwa Taliban menguasai bandara Zaranj dan gedung administrasi provinsi. Kota ini adalah ibu kota provinsi pertama di Afghanistan yang berhasil direbut oleh kelompok tersebut sejak 2016.
Dalam perkembangan terpisah pada hari Jumat, Taliban dilaporkan merebut kota Shabarghan, Ibu Kota Provinsi Jowzjan. Namun, laporan dari media lokal tersebut belum bisa diverfikasi secara independen.
Perkembangan itu terjadi ketika Duta Besar Afghanistan untuk PBB Ghulam Isaczai mengatakan bahwa Kabul mengharapkan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan segera untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia lebih lanjut yang dilakukan oleh Taliban di negara itu.
Dia menambahkan pemerintah Afghanistan benar-benar yakin bahwa tentaranya akan mampu menahan tekanan tambahan dari Taliban.
Juga pada hari Jumat, Penasihat Senior AS untuk Urusan Politik Khusus Jeffrey DeLaurentis menekankan Washington menolak tindakan Taliban mengambil alih kota-kota di Afghanistan."Para militan Taliban harus mendengar dari komunitas internasional bahwa kami tidak akan menerima pengambilalihan militer atas Afghanistan, atau kembalinya Imarah Islam Taliban," katanya yang dilansir Sputniknews, Sabtu (7/8/2021).
Afghanistan telah mengalami lonjakan kekerasan dalam beberapa minggu terakhir ketika Taliban mengintensifkan serangannya setelah pasukan AS dan sekutunya mulai menarik pasukan mereka dari negara itu pada Mei. Pemerintah Afghanistan sekarang sedang mencari pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi lonjakan kekerasan Taliban.
Akhir bulan lalu, Kementerian Pertahanan Afghanistan menolak klaim Taliban yang menguasai 90 persen perbatasan Afghanistan sebagai "kebohongan mutlak" dan "propaganda tak berdasar".
Pada awal Juli, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus, kurang dari dua minggu sebelum batas waktu 11 September yang awalnya diusulkan oleh pemerintah AS.
11 September adalah hari untuk menandai peringatan 20 tahun serangan teroris 9/11, yang mendorong AS untuk menyerang Afghanistan sebagai bagian dari "Perang Melawan Teror".
Saat parade di jalan-jalan, mereka mengibarkan bendera khas Taliban di atap kendaraan militer.
Polisi Zaranj mengatakan pada hari Jumat bahwa Taliban menguasai bandara Zaranj dan gedung administrasi provinsi. Kota ini adalah ibu kota provinsi pertama di Afghanistan yang berhasil direbut oleh kelompok tersebut sejak 2016.
Dalam perkembangan terpisah pada hari Jumat, Taliban dilaporkan merebut kota Shabarghan, Ibu Kota Provinsi Jowzjan. Namun, laporan dari media lokal tersebut belum bisa diverfikasi secara independen.
Perkembangan itu terjadi ketika Duta Besar Afghanistan untuk PBB Ghulam Isaczai mengatakan bahwa Kabul mengharapkan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan segera untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia lebih lanjut yang dilakukan oleh Taliban di negara itu.
Dia menambahkan pemerintah Afghanistan benar-benar yakin bahwa tentaranya akan mampu menahan tekanan tambahan dari Taliban.
Juga pada hari Jumat, Penasihat Senior AS untuk Urusan Politik Khusus Jeffrey DeLaurentis menekankan Washington menolak tindakan Taliban mengambil alih kota-kota di Afghanistan."Para militan Taliban harus mendengar dari komunitas internasional bahwa kami tidak akan menerima pengambilalihan militer atas Afghanistan, atau kembalinya Imarah Islam Taliban," katanya yang dilansir Sputniknews, Sabtu (7/8/2021).
Afghanistan telah mengalami lonjakan kekerasan dalam beberapa minggu terakhir ketika Taliban mengintensifkan serangannya setelah pasukan AS dan sekutunya mulai menarik pasukan mereka dari negara itu pada Mei. Pemerintah Afghanistan sekarang sedang mencari pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi lonjakan kekerasan Taliban.
Akhir bulan lalu, Kementerian Pertahanan Afghanistan menolak klaim Taliban yang menguasai 90 persen perbatasan Afghanistan sebagai "kebohongan mutlak" dan "propaganda tak berdasar".
Pada awal Juli, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus, kurang dari dua minggu sebelum batas waktu 11 September yang awalnya diusulkan oleh pemerintah AS.
11 September adalah hari untuk menandai peringatan 20 tahun serangan teroris 9/11, yang mendorong AS untuk menyerang Afghanistan sebagai bagian dari "Perang Melawan Teror".
(min)