Hamas Belum Pindahkan Kantornya ke Turki
loading...
A
A
A
ANKARA - Pemerintah Turki membantah laporan bahwa gerakan Palestina Hamas telah memindahkan biro politiknya ke Turki.
Pernyataan itu muncul di tengah laporan Hamas tengah mencari rumah baru setelah adanya permintaan dari Qatar untuk meninggalkan negara Teluk tersebut.
Sumber diplomatik Turki mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (18/11/2024) bahwa anggota biro politik Hamas mengunjungi Turki dari waktu ke waktu tetapi klaim bahwa Hamas telah pindah ke negara itu "tidak mencerminkan kebenaran".
Pada hari Minggu, penyiar publik Israel Kan melaporkan anggota Hamas berangkat dari Doha ke Turki setelah Qatar diduga meminta mereka pergi.
Beberapa media mengklaim perpindahan tersebut disebabkan keengganan Hamas menegosiasikan gencatan senjata dan perjanjian penyanderaan di Gaza.
Awal bulan ini, Qatar secara resmi menolak tuduhan bahwa mereka telah meminta Hamas menutup kantor perwakilannya di Doha.
Namun, Qatar menyatakan frustrasinya dengan negosiasi yang terhenti, yang menyebabkan keputusan untuk mundur dari peran mediasinya.
Beberapa anggota Hamas telah berada di Turki sejak 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang melibatkan Gilad Shalit.
Pemimpin Hamas terkemuka, seperti Ismail Haniyeh dan Saleh al-Arouri, mengunjungi dan tinggal di Turki untuk waktu yang lama sebelum mereka dibunuh oleh Israel.
Kelompok Palestina tersebut tidak pernah secara resmi mendirikan kantor pusat di Istanbul.
Pernyataan itu muncul di tengah laporan Hamas tengah mencari rumah baru setelah adanya permintaan dari Qatar untuk meninggalkan negara Teluk tersebut.
Sumber diplomatik Turki mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (18/11/2024) bahwa anggota biro politik Hamas mengunjungi Turki dari waktu ke waktu tetapi klaim bahwa Hamas telah pindah ke negara itu "tidak mencerminkan kebenaran".
Pada hari Minggu, penyiar publik Israel Kan melaporkan anggota Hamas berangkat dari Doha ke Turki setelah Qatar diduga meminta mereka pergi.
Beberapa media mengklaim perpindahan tersebut disebabkan keengganan Hamas menegosiasikan gencatan senjata dan perjanjian penyanderaan di Gaza.
Awal bulan ini, Qatar secara resmi menolak tuduhan bahwa mereka telah meminta Hamas menutup kantor perwakilannya di Doha.
Namun, Qatar menyatakan frustrasinya dengan negosiasi yang terhenti, yang menyebabkan keputusan untuk mundur dari peran mediasinya.
Beberapa anggota Hamas telah berada di Turki sejak 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang melibatkan Gilad Shalit.
Pemimpin Hamas terkemuka, seperti Ismail Haniyeh dan Saleh al-Arouri, mengunjungi dan tinggal di Turki untuk waktu yang lama sebelum mereka dibunuh oleh Israel.
Kelompok Palestina tersebut tidak pernah secara resmi mendirikan kantor pusat di Istanbul.