Para Tersangka Pembunuhan Presiden Haiti Ternyata Informan DEA dan FBI
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Drug and Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa setidaknya satu tersangka yang ditangkap karena pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise adalah informan mereka.
Beberapa tersangka lain, seperti dilaporkan CNN, juga merupakan informan Federal Bureau of Investigation (FBI).
Presiden Moise ditembak mati secara brutal pada Rabu dini hari pekan lalu oleh sekelompok tentara bayaran asing yang mengaku sebagai agen DEA. Para tersangka beraksi setelah menggerebek kediaman korban di dekat Port-au-Prince.
Menanggapi laporan investigasi CNN pada hari Senin, kedua agensi Amerika secara resmi membantah bahwa para tersangka bertindak atas nama kedua lembaga. Namun, DEA mengakui salah satu tersangka yang ditahan oleh otoritas Haiti adalah sumber rahasia mereka.
Setelah pembunuhan itu, menurut CNN, salah satu tersangka menghubungi kontaknya di DEA, yang mendesaknya untuk menyerah kepada pihak berwenang setempat.
"DEA dan Departemen Luar Negeri AS memberikan informasi kepada pemerintah Haiti yang membantu penyerahan dan penangkapan tersangka dan satu orang lainnya," kata badan pemberantasan narkoba tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, seorang pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya berusaha mengklarifikasi bahwa tersangka bukanlah informan DEA aktif pada saat pembunuhan Moise.
Kepolisi Nasional Haiti sebelumnya mengatakan plot pembunuhan brutal itu melibatkan sedikitnya 28 orang. Sebagian besar tersangka yang ditahan adalah warga negara Kolombia dan merupakan tentara bayaran yang disewa melalui perusahaan keamanan AS yang berbasis di Florida.
Beberapa tersangka lain, seperti dilaporkan CNN, juga merupakan informan Federal Bureau of Investigation (FBI).
Presiden Moise ditembak mati secara brutal pada Rabu dini hari pekan lalu oleh sekelompok tentara bayaran asing yang mengaku sebagai agen DEA. Para tersangka beraksi setelah menggerebek kediaman korban di dekat Port-au-Prince.
Menanggapi laporan investigasi CNN pada hari Senin, kedua agensi Amerika secara resmi membantah bahwa para tersangka bertindak atas nama kedua lembaga. Namun, DEA mengakui salah satu tersangka yang ditahan oleh otoritas Haiti adalah sumber rahasia mereka.
Setelah pembunuhan itu, menurut CNN, salah satu tersangka menghubungi kontaknya di DEA, yang mendesaknya untuk menyerah kepada pihak berwenang setempat.
"DEA dan Departemen Luar Negeri AS memberikan informasi kepada pemerintah Haiti yang membantu penyerahan dan penangkapan tersangka dan satu orang lainnya," kata badan pemberantasan narkoba tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, seorang pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya berusaha mengklarifikasi bahwa tersangka bukanlah informan DEA aktif pada saat pembunuhan Moise.
Kepolisi Nasional Haiti sebelumnya mengatakan plot pembunuhan brutal itu melibatkan sedikitnya 28 orang. Sebagian besar tersangka yang ditahan adalah warga negara Kolombia dan merupakan tentara bayaran yang disewa melalui perusahaan keamanan AS yang berbasis di Florida.