Varian Delta Mewabah, Korsel Catat Jumlah Kasus COVID-19 Tertinggi
loading...
A
A
A
SEOUL - Jumlah harian kasus virus Corona di Korea Selatan (Korsel) mencapai 800 pada Kamis kemarin. Jumlah ini tertinggi sejak 7 Januari, karena infeksi klaster baru dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Pemerintah Korsel telah melonggarkan langkah-langkah jarak sosial mulai bulan ini karena penghitungan harian telah mencapai sekitar 500 selama beberapa bulan terakhir dan upaya vaksinasi negara itu dipercepat.
Tetapi hanya beberapa hari sebelum pembatasan yang dilonggarkan mulai berlaku, jumlahnya melonjak hingga hampir 600 dan kemudian hampir 800 minggu ini terutama karena wabah baru di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya. Hal ini mendorong pihak berwenang di sana untuk menunda pelonggaran selama seminggu.
"Lebih dari 80% kasus baru datang dari wilayah metropolitan Seoul selama tiga hari berturut-turut karena infeksi cluster dari restoran dan lembaga pendidikan swasta," kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korsel Jeon Hae-cheol dalam pertemuan intra-agensi COVID-19 .
"Kami sangat khawatir virus akan menyebar lebih jauh karena ada tanda-tanda jelas peningkatan aktivitas di luar di antara orang-orang, dan peningkatan jumlah kasus varian Delta yang sangat menular," tukasnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/7/2021).
Pada Mei lalu Korsel menyusul Amerika Serikat (AS) yang memperbolehkan warganya tidak menggunakan masker di luar ruangan jika mereka telah divaksinasi, setidaknya satu suntikan. Ketentuan itu rencananya akan mulai berlaku pada bulan Juli ini.
Lihat Juga: Mengapa Presiden Yoon Suk-yeol Mengingkari Tradisi Luhur Korea Selatan dengan Menolak Mundur?
Pemerintah Korsel telah melonggarkan langkah-langkah jarak sosial mulai bulan ini karena penghitungan harian telah mencapai sekitar 500 selama beberapa bulan terakhir dan upaya vaksinasi negara itu dipercepat.
Tetapi hanya beberapa hari sebelum pembatasan yang dilonggarkan mulai berlaku, jumlahnya melonjak hingga hampir 600 dan kemudian hampir 800 minggu ini terutama karena wabah baru di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya. Hal ini mendorong pihak berwenang di sana untuk menunda pelonggaran selama seminggu.
"Lebih dari 80% kasus baru datang dari wilayah metropolitan Seoul selama tiga hari berturut-turut karena infeksi cluster dari restoran dan lembaga pendidikan swasta," kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korsel Jeon Hae-cheol dalam pertemuan intra-agensi COVID-19 .
"Kami sangat khawatir virus akan menyebar lebih jauh karena ada tanda-tanda jelas peningkatan aktivitas di luar di antara orang-orang, dan peningkatan jumlah kasus varian Delta yang sangat menular," tukasnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/7/2021).
Pada Mei lalu Korsel menyusul Amerika Serikat (AS) yang memperbolehkan warganya tidak menggunakan masker di luar ruangan jika mereka telah divaksinasi, setidaknya satu suntikan. Ketentuan itu rencananya akan mulai berlaku pada bulan Juli ini.
Lihat Juga: Mengapa Presiden Yoon Suk-yeol Mengingkari Tradisi Luhur Korea Selatan dengan Menolak Mundur?
(ian)