Pertarungan Diplomasi Negara Kuat Berbalut Donasi Vaksin Covid-19

Jum'at, 25 Juni 2021 - 06:03 WIB
loading...
A A A
"Jika bisa mengambil momen, satu hal yang penting, Rusia dan China akan menjadi pemenang," Simon Frankel Pratt, dosen kajian internasional di Universitas Bristol, dan Jamie Levin, pakar politik Universitas St. Francis Xavier, dilansir Foreign Policy.

Jika pandemi tidak berlangsung hingga beberapa tahun ke depan, maka dunia tidak melihat reorientasi geopoitik.Jika permintaan vaksin tetap tinggi dalam jangka panjang, maka kompetisi di antara negara-negara besar seperti China, Rusia, AS dan Uni Eropa (UE) juga akan semakin ketat. Kondisi ini akan menghasilkan keseimbangan global yang berbeda dibandingkan saat ini. Siapa yang dominasi menjadi pemasok vaksin, maka dia akan menjadi pemenangnya.

"Namun, jika vaksin tetap dibutuhkan kedepannya, itu akan menjadi cerita yang lain," papar Pratt dan Levin.

Luisa Chainferber dari Universitas Seton Hall, New Jersey, Amerika Serikat, juga menyebutkan Rusia dan China sudah memenangkan diplomasi vaksin. "Selain China dan Rusia, India juga sudah menjadi pemain kuat dalam diplomasi vaksin karena sudah menyuplain vaksin ke 95 negara. Apalagi, vaksin asal India juga difavoritkan banyak negara berkembang," katanya dilansir International Policy Digest.

China memang menjadi pemenang yang utama. Beijing sudah memvaksin 40% penduduknya pada Juni ini. Kapasitas produksi harian Sinovac dan Sinopharm juga mencapai lima juta dosis.



"China sukses memfokuskan diri setelah mengekspor pandemi, kini menjadi sumber solusi bagi pandemi," kata Roie Yellinek, peneliti Middle East Institute.

Beijing juga menjadikan diplomasi vaksin untuk menarik perhatian global dan untuk mendukung agenda kebijakan luar negerinya, seperti Jalur Sutra Kesehatan. China akan mengirimkan bantuan medis ke negara-negara yang menjadi bagian Belt and Road Iniatiative.

Sedangkan vaksin Rusia yang awalnya dipandang skepis, kini justru menjanjikan 1,2 miliar dosis vaksin bagi lebih dari 50 nefara di Asia dan Afrika. Rusia akan memanfaatkan negara miskin yang tidak memiliki akses vaksin untuk diberi vaksin dan menjadi sekutu dan mengamakan dukungan geopolitik. Misalnya, Rusia mengirimkan vaksin ke Bolivia dengan imbalan untuk mendapatkan proyek tambang dan nuklir.

“Baik Rusia dan China memperluas kekuatan global di kawasan Selatan selama beberapa dekade terakhir,” kata Agathe Demarais, mantan diplomat Prancis. “Di masa pandemi, kedua negara tersebut juga mempercepat proses penguatan geopolitik di Selatan,” imbuhnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Negara Bagian AS Gugat...
Negara Bagian AS Gugat Pfizer atas Klaim Vaksin Covid-19 yang Dianggap Menyesatkan
Vaksin Sinovac Diakui,...
Vaksin Sinovac Diakui, Warga Indonesia Bisa Masuk Australia
Rezim Kim Jong-un Tolak...
Rezim Kim Jong-un Tolak 3 Juta Vaksin Sinovac China
Pelancong Divaksin Sinopharm...
Pelancong Divaksin Sinopharm dan Sinovac Boleh Masuk Saudi dengan Syarat Ini
Warga Enggan Divaksin,...
Warga Enggan Divaksin, Filipina Beri Hadiah Sapi, Rumah dan Beras
WHO Setujui Vaksin COVID...
WHO Setujui Vaksin COVID Sinovac, Vaksin Kedua Buatan China yang Diakui
Denmark Laporkan Dua...
Denmark Laporkan Dua Kasus Pembekuan Darah setelah Vaksinasi AstraZeneca
Alasan Trump Mengusir...
Alasan Trump Mengusir Simpatisan Palestina
Terungkap! Presiden...
Terungkap! Presiden Iran Pezeshkian Tolak Serang Israel
Rekomendasi
Horeee! Dana KJP Plus...
Horeee! Dana KJP Plus Tahap II Cair sejak 8 April 2025
Riwayat Pendidikan I...
Riwayat Pendidikan I Putu Panji, Kapten Timnas U-17 yang Loloskan Indonesia ke Piala Dunia
Menko Polkam Budi Gunawan...
Menko Polkam Budi Gunawan Dampingi Presiden Prabowo Temui Megawati Soekarnoputri
Berita Terkini
Ini Ibtihal Aboussad,...
Ini Ibtihal Aboussad, Insinyur AI yang Dipecat Microsoft karena Lantang Menentang Genosida Gaza oleh Israel
2 menit yang lalu
Trump Serius Ancam Iran...
Trump Serius Ancam Iran dengan Kekuatan Militer AS, Israel Juga Terlibat
1 jam yang lalu
Ketika Grok Bela Nabi...
Ketika Grok Bela Nabi Muhammad SAW dan Sebut Raja Yahudi Pembantai Terbesar Umat Kristen di Arab
1 jam yang lalu
Donald Trump Ugal-ugalan,...
Donald Trump Ugal-ugalan, Janjikan Anggaran Pertahanan AS Rp16,8 Kuadriliun
2 jam yang lalu
Israel Ancam Usir 970...
Israel Ancam Usir 970 Pilotnya karena Protes Perang Gaza
2 jam yang lalu
Prancis Akan Mengakui...
Prancis Akan Mengakui Negara Palestina pada Juni
3 jam yang lalu
Infografis
Negara-Negara Arab Kompak...
Negara-Negara Arab Kompak Menolak Bantu AS Serang Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved