Perang Hari Ke-9: 212 Warga Palestina Tewas, Israel Dicap Penjahat Perang
loading...
A
A
A
GAZA - Perang antara kelompok perlawanan di Jalur Gaza, Palestina , dengan militer Zionis Israel telah memasuki hari kesembilan pada Selasa (18/5/2021). Sudah 212 orang, termasuk 61 anak, tewas di Gaza.
Militer Zionis melancarkan serangkaian serangan udara tambahan di Jalur Gaza pada Senin pagi, beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap wilayah kantong Palestina itu akan terus berlanjut.
Ledakan mengguncang Kota Gaza dari utara ke selatan dalam pemboman yang lebih berat, lebih luas dan berlangsung lebih lama daripada serangan udara yang menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya pada hari Minggu lalu.
Mengutip laporan Al Jazeera, sebanyak 212 orang, termasuk 61 anak-anak, telah tewas di Gaza sejak pemboman Zionis Israel dimulai Senin pekan lalu. Sekitar 1.500 warga Palestina lainnya terluka.
Sebelumnya, Hamas, kelompok yang berkuasa di Gaza, menembakkan banyak roket ke kota Ashkelon dan Beersheba di Israel. Pihak Zionis telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.
Ardi Imseis, seorang profesor hukum di Queen's University di Ontario, Kanada, mengatakan Israel menanggapi dengan kekuatan yang tidak proporsional di Jalur Gaza dan kemungkinan melakukan kejahatan perang sebagai akibatnya.
"Kami memiliki alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kejahatan perang sedang dilakukan, pelanggaran hukum humaniter internasional, terutama karena kurangnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip perbedaan, proporsionalitas dan pencegahan," kata Imseis kepada Al Jazeera.
"Pelanggaran tampaknya datang terutama dari pihak Israel, tetapi tidak secara eksklusif," kata Imseis.
Setelah berhari-hari tekanan yang meningkat untuk campur tangan guna mengakhiri kekerasan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungan untuk gencatan senjata dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin.
Anggota Kongres AS Ilhan Omar mengatakan penundaan Presiden Biden dalam menyatakan dukungan untuk gencatan senjata telah menyebabkan pembantaian anak-anak dan kehancuran hidup warga Gaza.
Militer Zionis melancarkan serangkaian serangan udara tambahan di Jalur Gaza pada Senin pagi, beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap wilayah kantong Palestina itu akan terus berlanjut.
Ledakan mengguncang Kota Gaza dari utara ke selatan dalam pemboman yang lebih berat, lebih luas dan berlangsung lebih lama daripada serangan udara yang menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya pada hari Minggu lalu.
Mengutip laporan Al Jazeera, sebanyak 212 orang, termasuk 61 anak-anak, telah tewas di Gaza sejak pemboman Zionis Israel dimulai Senin pekan lalu. Sekitar 1.500 warga Palestina lainnya terluka.
Sebelumnya, Hamas, kelompok yang berkuasa di Gaza, menembakkan banyak roket ke kota Ashkelon dan Beersheba di Israel. Pihak Zionis telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.
Ardi Imseis, seorang profesor hukum di Queen's University di Ontario, Kanada, mengatakan Israel menanggapi dengan kekuatan yang tidak proporsional di Jalur Gaza dan kemungkinan melakukan kejahatan perang sebagai akibatnya.
"Kami memiliki alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kejahatan perang sedang dilakukan, pelanggaran hukum humaniter internasional, terutama karena kurangnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip perbedaan, proporsionalitas dan pencegahan," kata Imseis kepada Al Jazeera.
"Pelanggaran tampaknya datang terutama dari pihak Israel, tetapi tidak secara eksklusif," kata Imseis.
Setelah berhari-hari tekanan yang meningkat untuk campur tangan guna mengakhiri kekerasan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungan untuk gencatan senjata dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin.
Anggota Kongres AS Ilhan Omar mengatakan penundaan Presiden Biden dalam menyatakan dukungan untuk gencatan senjata telah menyebabkan pembantaian anak-anak dan kehancuran hidup warga Gaza.
(min)