'Tsunami' COVID India: Tuhan Tolong Kami, Tuhan Tolong India

Senin, 26 April 2021 - 08:05 WIB
loading...
Tsunami COVID India: Tuhan Tolong Kami, Tuhan Tolong India
Kremasi massal jenazah korban meninggal terkait COVID-19 di India. Foto/REUTERS
A A A
NEW DELHI - Otoritas New Delhi, India, tidak lagi menyebut gelombang tapi tsunami COVID-19 karena saking parahnya penyebaran dan dampak virus SARS-CoV-2 tersebut. Ahli epidemiologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Eric Feigl-Ding, memohon Tuhan untuk menolong India.

Para ahli memperingatkan bahwa negara itu bisa memiliki satu juta kematian terkait COVID-19 pada Agustus.

Untuk hari ketiga berturut-turut, negara dengan populasi terbesar kedua di dunia tersebut mencatat rekor harian global untuk infeksi baru dalam semalam.



Ada 346.786 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sedangkan 2.624 kematian lainnya tercatat dalam periode waktu yang sama. Itu setara dengan hampir sepertiga dari semua infeksi baru di seluruh dunia.

Adegan yang menghancurkan terjadi di rumah sakit di mana para pasien sekarat dalam beberapa menit setelah tiba karena kekurangan oksigen dan tempat tidur, dan beberapa dari mereka bahkan tidak sampai sejauh itu.

Sebuah laporan video yang mengganggu dari BBC menunjukkan staf medis di sebuah rumah sakit di Delhi semalaman dengan panik berusaha menyelamatkan pasien yang sekarat, saat mereka berguling-guling dengan tandu dalam prosesi yang konstan.

Saat staf berusaha keras untuk melakukan CPR pada pasien kritis saat mereka didorong melalui rumah sakit yang padat, ekspresi kelelahan dan ketidakpercayaan dapat terlihat di wajah mereka saat pasien lain, yang bahkan lebih kritis, datang hanya beberapa detik kemudian.

Dokter mengatakan kepada jurnalis bahwa hampir tidak ada tempat tidur ICU di kota berpenduduk 20 juta itu dan, pada saat pembuatan video, persediaan oksigen hampir habis.

“Hampir setiap rumah sakit berada di ujung tanduk. Jika oksigen habis, tidak ada kelonggaran bagi banyak pasien," kata Dr Sumit Ray, seorang dokter dari Delhi, kepada media Inggris tersebut, yang dilansir Senin (26/4/2021).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1182 seconds (0.1#10.140)