AS dan Israel Takut Kemungkinan Hamas Menang Pemilu Palestina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menlu Israel Gabi Ashkenazi berbagi kekhawatiran saat percakapan lewat telepon tentang potensi kemenangan Hamas dalam pemilu Palestina.
Laporan itu diungkapkan RT. Dalam laporan yang dikeluarkan portal berita Walla Israel, RT mengungkapkan Ashkenazi menyuarakan kekhawatiran Israel kepada Blinken tentang kemungkinan kemenangan Hamas karena perpecahan gerakan saingannya, Fatah.
Namun, Ashkenazi membenarkan Israel tidak menempatkan hambatan apa pun untuk merusak pemilu parlemen Palestina yang dijadwalkan pada 22 Mei.
Walla melaporkan Blinken menanggapi Ashkenazi dengan menekankan bahwa negaranya tidak menentang pemilu Palestina.
Dia menegaskan kembali bahwa pemerintah AS percaya Israel dan Palestina harus menikmati kebebasan, keamanan, kemakmuran dan demokrasi yang sama.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, menurut laporan Walla yang diterbitkan ulang oleh RT, mendesak siapa pun yang mengambil bagian dalam pemilu Palestina, "Harus meninggalkan kekerasan, mengakui Israel dan menghormati kesepakatan sebelumnya."
Baik pejabat Israel dan AS telah mengkonfirmasi mereka lebih suka jika Palestina menunda pemilu atas kemauan mereka sendiri, menurut sumber Israel mengatakan kepada Walla.
Laporan itu diungkapkan RT. Dalam laporan yang dikeluarkan portal berita Walla Israel, RT mengungkapkan Ashkenazi menyuarakan kekhawatiran Israel kepada Blinken tentang kemungkinan kemenangan Hamas karena perpecahan gerakan saingannya, Fatah.
Namun, Ashkenazi membenarkan Israel tidak menempatkan hambatan apa pun untuk merusak pemilu parlemen Palestina yang dijadwalkan pada 22 Mei.
Walla melaporkan Blinken menanggapi Ashkenazi dengan menekankan bahwa negaranya tidak menentang pemilu Palestina.
Dia menegaskan kembali bahwa pemerintah AS percaya Israel dan Palestina harus menikmati kebebasan, keamanan, kemakmuran dan demokrasi yang sama.
Baca Juga
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, menurut laporan Walla yang diterbitkan ulang oleh RT, mendesak siapa pun yang mengambil bagian dalam pemilu Palestina, "Harus meninggalkan kekerasan, mengakui Israel dan menghormati kesepakatan sebelumnya."
Baik pejabat Israel dan AS telah mengkonfirmasi mereka lebih suka jika Palestina menunda pemilu atas kemauan mereka sendiri, menurut sumber Israel mengatakan kepada Walla.
(sya)