'Perangi' Nasionalisme Vaksin, Pemimpin Dunia Serukan Perjanjian Pandemi

Selasa, 30 Maret 2021 - 18:23 WIB
loading...
Perangi Nasionalisme...
Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Inggris Boris Johnson dan Kanselir Jerman Angela Merkel
A A A
BRUSSELS - Para pemimpin global telah menyerukan perjanjian baru untuk membantu dunia mempersiapkan pandemi di masa depan, sebagai peringatan terhadap meningkatnya nasionalisme vaksin COVID-19 .

Lebih dari 20 pemimpin negara, termasuk Emmanuel Macron dari Prancis , Boris Johnson dari Inggris dan Angela Merkel dari Jerman , menulis sebuah artikel yang diterbitkan di beberapa media pada hari Selasa, memperingatkan bahwa ini adalah pertanyaan "bukan jika, tetapi kapan" krisis kesehatan berikutnya melanda.

Artikel tersebut menyerukan kerja sama internasional yang lebih besar dan mengatakan negara-negara harus menghindari isolasi dan nasionalisme.



"Akan ada pandemi lain dan keadaan darurat kesehatan besar lainnya. Tidak ada satu pun lembaga pemerintah atau multilateral yang dapat menangani ancaman ini sendirian. Pertanyaannya bukan jika, tetapi kapan," kata artikel itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (30/3/2021).

Peringatan keras datang ketika negara dan blok perdagangan terus bentrok mengenai pasokan vaksin. Beberapa dari mereka yang menandatangani surat tersebut telah terlibat dalam mengecam pengiriman vaksin baru-baru ini.

Uni Eropa (UE) dan Inggris terlibat perang kata-kata yang berkepanjangan atas kontrak produsen obat AstraZeneca untuk memasok vaksinnya, sementara beberapa negara anggota UE telah berulang kali mengungkapkan rasa frustrasi mereka dengan peluncuran vaksin yang gagap dari blok tersebut.



Tetapi kelompok yang menandatangani artikel Selasa itu mengeluarkan nada yang sangat berbeda, menekankan bahwa persatuan dan koordinasi adalah kunci untuk pandemi di masa depan.

Di antara penulisnya adalah kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang sebelumnya telah memperingatkan terhadap nasionalisme vaksin dan pendekatan "saya yang pertama" untuk inokulasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2331 seconds (0.1#10.140)