Junta Militer Kerahkan AI, Demonstran Takut akan 'Kediktatoran Digital'

Senin, 29 Maret 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
"Ada banyak vendor, dan Huawei tidak terlibat dalam operasi aktual dan penyimpanan atau pemrosesan data," katanya.



Perusahaan teknologi China semakin diawasi karena penggunaan alat untuk mendeteksi, melacak dan memantau minoritas Uighur di wilayah Xinjiang, di mana para aktivis dan pakar PBB mengatakan, setidaknya satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp.

China menyangkal pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.

"Kemampuan pihak berwenang untuk mengidentifikasi orang-orang di jalanan, berpotensi melacak pergerakan dan hubungan mereka dan mengganggu kehidupan pribadi menimbulkan resiko besar bagi aktivis anti-kudeta," kata Manny Maung, seorang peneliti di Human Rights Watch.

"Ini juga dapat digunakan untuk memilih individu dengan cara yang diskriminatif atau sewenang-wenang, termasuk untuk etnis atau agama mereka," sambungnya.



Aktivis muda telah membuat aplikasi pemetaan seluler untuk memperingatkan pengunjuk rasa tentang kehadiran polisi dan militer di jalanan. Peta bersumber kerumunan juga menunjukkan lokasi meriam air, penghalang jalan, dan ambulans.

Teknologi pengawasan buatan China yang ditempatkan di lokasi dari Inggris hingga Vietnam telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan potensi penyalahgunaan dan diskriminasi.

Di Myanmar, bagian dari undang-undang yang melindungi privasi dan keamanan warga negara telah ditangguhkan, dan tidak ada pedoman hukum untuk pengumpulan, penggunaan dan penyimpanan data pribadi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2205 seconds (0.1#10.140)