Cegah China Invasi Taiwan, Amerika Cs Bangun Kapal Selam Nuklir Baru

Minggu, 14 Maret 2021 - 14:37 WIB
loading...
Cegah China Invasi Taiwan, Amerika Cs Bangun Kapal Selam Nuklir Baru
AS dan sekutunya menggelontorkan dana miliaran untuk membangun kapal selam nuklir baru guna mencegah invasi China ke Taiwan. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun kapal selam baru. Ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah China menginvasi Taiwan.

Itu terjadi ketika seorang komandan senior angkatan laut AS memperingatkan bahwa China dapat menginvasi Taiwan dalam enam tahun ke depan. Untuk menginvasi pulau itu, China perlu mengamankan kendali atas udara dan laut.

Taiwan dipisahkan dari daratan China oleh hamparan laut, lebarnya 100 mil dan memiliki kedalaman sekitar 230 kaki, cukup dalam untuk kapal selam berpatroli. AS dan sekutunya berharap dengan membangun kapal selam baru yang cukup, mereka dapat mencegah militer China menguasai laut.



Sebagai bagian dari strategi pertahanan barunya, AS menginvestasikan USD22 miliar untuk pembangunan tahap kelima dari kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia.

Australia menambahkan 12 lagi dari enam kapal selam yang sudah beroperasi, sementara Jepang memiliki kapal selam serang kelas baru dalam produksi.

Korea Selatan (Korsel) juga telah memulai program pembangunan kapal selam tiga fase.

Untuk bagiannya, Taiwan telah berkomitmen untuk membangun delapan kapal selam baru guna menambah empat kapal selam yang saat ini dimilikinya dengan biaya USD16 miliar. Kapal selam diesel-listrik baru yang pertama akan beroperasi pada tahun 2025.



"PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China) percaya bahwa untuk melakukan kampanye ofensif yang sukses di sepanjang rantai pulau pertama (di Laut China Selatan dan Timur), terutama melawan Taiwan, perlu memiliki kontrol udara dan laut," kata Andrew Krepinevich, seorang ahli China dan mantan pejabat senior Pentagon.

"Kapal selam bisa memainkan peran penting dalam menyangkal PLA kontrol laut yang diyakini dibutuhkannya," imbuhnya seperti dikutip Express dari The Times, Minggu (14/3/2021).

China sendiri membantah peryataan komandan AS. Pekan lalu, diplomat top China menegaskan kembali posisi Beijing di Taiwan dan memperingatkan AS untuk tidak mendukung setiap upaya kemerdekaan oleh Taipei.



China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan secara konsisten memperingatkan Taipei bahwa setiap upaya untuk mendeklarasikan kemerdekaan akan mengarah pada tindakan militer.

"Pertama, hanya ada satu China di dunia. Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China," kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada konferensi pers hari Minggu lalu.

Wang melanjutkan dengan mengatakan bahwa reunifikasi tidak bisa dihindari dan memperingatkan pemerintah Biden untuk tidak melewati garis merah dalam mendukung pemerintah pulau itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1410 seconds (0.1#10.140)