Korut Diduga Diam-diam Ekstraksi Plutonium untuk Bikin Banyak Bom Nuklir
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) diduga diam-diam mengekstraksi plutonium untuk membuat lebih banyak bom nuklir . Dugaan ini mengacu pada citra satelit terbaru.
Beberapa minggu setelah pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji untuk memperluas persenjataan nuklirnya, beberapa citra satelit menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara di kompleks nuklir Yongbyon kembali beroperasi setelah dua tahun absen.
Situs web 38 North, yang berspesialisasi dalam studi Korea Utara, mengungkapkan bahwa asap terlihat mengepul dari pabrik pada berbagai waktu mulai akhir Februari hingga awal Maret.
“Ini menunjukkan persiapan untuk pemrosesan ulang bahan bakar bekas dapat dilakukan untuk mengekstraksi plutonium yang dibutuhkan untuk senjata nuklir Korea Utara,” tulis situs web tersebut dalam laporannya yang dilansir The Sun, Jumat (5/3/2021).
“Ini juga bisa berarti bahwa fasilitas sedang dipersiapkan untuk menangani limbah radioaktif,” lanjut laporan tersebut.
"Meskipun ada tanda-tanda asap dari tumpukan yang diamati pada Mei 2018, jarang ada bukti yang jelas tentang operasi pembangkit listrik tenaga uap yang diamati,” imbuh laporan situs web 38 North.
Itu terjadi setelah Korea Utara dicap sebagai ancaman terbesar bagi dunia oleh Dewan Hubungan Internasional—sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat—bulan lalu.
Organisasi tersebut menempatkan uji senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara sebagai masalah konflik peringkat teratas untuk tahun 2021.
Plutonium adalah salah satu dari dua bahan utama untuk membangun senjata nuklir bersama dengan uranium yang sangat diperkaya.
Beberapa minggu setelah pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji untuk memperluas persenjataan nuklirnya, beberapa citra satelit menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara di kompleks nuklir Yongbyon kembali beroperasi setelah dua tahun absen.
Situs web 38 North, yang berspesialisasi dalam studi Korea Utara, mengungkapkan bahwa asap terlihat mengepul dari pabrik pada berbagai waktu mulai akhir Februari hingga awal Maret.
“Ini menunjukkan persiapan untuk pemrosesan ulang bahan bakar bekas dapat dilakukan untuk mengekstraksi plutonium yang dibutuhkan untuk senjata nuklir Korea Utara,” tulis situs web tersebut dalam laporannya yang dilansir The Sun, Jumat (5/3/2021).
“Ini juga bisa berarti bahwa fasilitas sedang dipersiapkan untuk menangani limbah radioaktif,” lanjut laporan tersebut.
"Meskipun ada tanda-tanda asap dari tumpukan yang diamati pada Mei 2018, jarang ada bukti yang jelas tentang operasi pembangkit listrik tenaga uap yang diamati,” imbuh laporan situs web 38 North.
Itu terjadi setelah Korea Utara dicap sebagai ancaman terbesar bagi dunia oleh Dewan Hubungan Internasional—sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat—bulan lalu.
Organisasi tersebut menempatkan uji senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara sebagai masalah konflik peringkat teratas untuk tahun 2021.
Plutonium adalah salah satu dari dua bahan utama untuk membangun senjata nuklir bersama dengan uranium yang sangat diperkaya.