Kecam Upaya Kudeta, PM Armenia Turun ke Jalan

Jum'at, 26 Februari 2021 - 16:42 WIB
loading...
A A A
Presiden Armen Sarkisian, yang perannya sebagian besar bersifat simbolis, mengatakan dia mengambil langkah-langkah mendesak untuk mencoba meredakan krisis. Ia menyerukan semua yang terlibat untuk menunjukkan pengendalian diri dan akal sehat.

Sedangkan Gereja Apostolik Armenia yang berpengaruh menyerukan semua pihak untuk mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan krisis.

Pashinyan berada di bawah tekanan sejak dia menandatangani kesepakatan damai yang ditengahi oleh Rusia yang mengakhiri konflik atas Nagorno-Karabakh, wilayah etnis Armenia yang lepas dari kendali Azerbaijan selama perang di awal 1990-an.

Azerbaijan mendapatkan kembali kendali atas beberapa distrik di sekitar Nagorno-Karabakh yang direbut oleh pasukan separatis di kawasan itu pada perang tahun 1990-an, serta kota Shusha yang secara strategis dan penting secara simbolis.

Perjanjian itu dipandang sebagai penghinaan nasional bagi banyak orang di Armenia, meskipun Pashinyan mengatakan dia tidak punya pilihan selain setuju atau melihat pasukan negaranya menderita kerugian yang lebih besar.



Keputusan itu disambut dengan protes di Ibu Kota Yerevan, di mana para demonstran menyerbu kantor pemerintah pada malam penandatanganan kesepakatan dan terus berkumpul secara teratur.

Pashinyan telah menolak seruan untuk mengundurkan diri dan pemilu lebih cepat meskipun ada tekanan.

Mantan editor surat kabar berusia 45 tahun itu berkuasa setelah muncul sebagai ujung tombak aksi protes damai pada tahun 2018 dan awalnya membawa gelombang optimisme ke Armenia, negara bekas Soviet yang sangat miskin berbatasan dengan Iran, Georgia, dan Turki.

Namun penanganannya terhadap perang telah memicu kecaman keras dari lawan politiknya termasuk mantan pemimpin Serzh Sarkisian yang dipaksa mundur pada 2018.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)