Kecam Upaya Kudeta, PM Armenia Turun ke Jalan

Jum'at, 26 Februari 2021 - 16:42 WIB
loading...
Kecam Upaya Kudeta, PM Armenia Turun ke Jalan
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, turun ke jalan untuk mengecam upaya kudeta yang dilakukan oleh militer. Foto/Al Araby
A A A
YEREVAN - Perdana Menteri Armenia , Nikol Pashinyan, menuduh militer melakukan percobaan kudeta dan membawa pendukungnya turun ke jalan, karena ketegangan berbulan-bulan atas kekalahannya dalam perang tahun lalu dengan Azerbaijan memuncak.

Ribuan orang berbaris di jalan-jalan Ibu Kota Yerevan untuk mendukung Pashinyan. Mereka berbaris melalui jalan-jalan di pusat kota Yerevan, meneriakkan "Perdana Menteri Nikol!"

Berbicara kepada pendukung melalui megafon, Pashinyan meminta kepada para pendukungnya untuk tenang, karena puluhan polisi dikerahkan di luar kantor utama pemerintah.



"Situasinya tegang, tapi kita harus sepakat bahwa tidak boleh ada bentrokan," kata Pashinyan, yang ikut dalam pawai bersama istri, putri, menteri, dan petugas keamanannya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (26/2/2021).

Dia mengatakan situasi di negara itu terkendali dan bahwa seruan militer telah menjadi "reaksi emosional" terhadap pemecatannya sehari sebelumnya terhadap wakil kepala staf umum Tigran Khachatryan.

Sementara itu, oposisi Armenia mendesaknya untuk memperhatikan seruan militer. Kelompok oposisi telah menyerukan pengunduran diri Pashinyan sejak kesepakatan gencatan senjata wilayah Nagorno-Karabakh pada November yang menyebabkan Armenia kehilangan sejumlah wilayah.

"Kami menyerukan kepada Nikol Pashinyan untuk tidak memimpin negara menuju perang saudara dan untuk menghindari pertumpahan darah. Pashinyan memiliki satu kesempatan terakhir untuk menghindari kekacauan," kata partai oposisi terbesar di negara itu, Prosperous Armenia, dalam sebuah pernyataan.

Prosperous Armenia dan partai oposisi lainnya, Bright Armenia, menyerukan diadakannya sidang parlemen luar biasa yang dikendalikan oleh sekutu Pashinyan.



Presiden Armen Sarkisian, yang perannya sebagian besar bersifat simbolis, mengatakan dia mengambil langkah-langkah mendesak untuk mencoba meredakan krisis. Ia menyerukan semua yang terlibat untuk menunjukkan pengendalian diri dan akal sehat.

Sedangkan Gereja Apostolik Armenia yang berpengaruh menyerukan semua pihak untuk mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan krisis.

Pashinyan berada di bawah tekanan sejak dia menandatangani kesepakatan damai yang ditengahi oleh Rusia yang mengakhiri konflik atas Nagorno-Karabakh, wilayah etnis Armenia yang lepas dari kendali Azerbaijan selama perang di awal 1990-an.

Azerbaijan mendapatkan kembali kendali atas beberapa distrik di sekitar Nagorno-Karabakh yang direbut oleh pasukan separatis di kawasan itu pada perang tahun 1990-an, serta kota Shusha yang secara strategis dan penting secara simbolis.

Perjanjian itu dipandang sebagai penghinaan nasional bagi banyak orang di Armenia, meskipun Pashinyan mengatakan dia tidak punya pilihan selain setuju atau melihat pasukan negaranya menderita kerugian yang lebih besar.



Keputusan itu disambut dengan protes di Ibu Kota Yerevan, di mana para demonstran menyerbu kantor pemerintah pada malam penandatanganan kesepakatan dan terus berkumpul secara teratur.

Pashinyan telah menolak seruan untuk mengundurkan diri dan pemilu lebih cepat meskipun ada tekanan.

Mantan editor surat kabar berusia 45 tahun itu berkuasa setelah muncul sebagai ujung tombak aksi protes damai pada tahun 2018 dan awalnya membawa gelombang optimisme ke Armenia, negara bekas Soviet yang sangat miskin berbatasan dengan Iran, Georgia, dan Turki.

Namun penanganannya terhadap perang telah memicu kecaman keras dari lawan politiknya termasuk mantan pemimpin Serzh Sarkisian yang dipaksa mundur pada 2018.

Mantan presiden Robert Kocharyan juga mengatakan Pashinyan harus mengundurkan diri.



"Pihak berwenang yang kalah perang dan menyerahkan tanah kami harus pergi," kata Kocharyan, yang menjadi presiden dari tahun 1998 hingga 2008.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)