8 Sekte Sesat dan Populer di Korea Selatan, Mayoritas Beranggotakan Ratusan Ribu Orang
loading...
A
A
A
SEOUL - Meskipun terbilang negara maju dan memiliki masyarakat yang berpendidikan, sekte sesat di Korea Selatan berkembang sangat pesat. Tak sedikit sekte itu mengajarkan hal buruk dan tidak masuk akal.
Anehnya, banyak anak muda Korea Selatan justru bergabung dengan sekte tersebut. Jumlah anggotanya kerap bertambah dengan publikasi menggunakan media sosial. Selain itu, kharismatik pemimpinnya juga menjadi faktor penting.
Foto/WIkipedia
Melansir expatguidekorea, Ch'ondogyo, yang dikenal sebagai Ajaran Jalan Surgawi, dianggap sebagai salah satu "agama baru" paling awal di Korea. Didirikan oleh Ch'oe Che U pada tahun 1860 dengan nama Tonghak (Pembelajaran Timur), merupakan agama sinkretistik yang menggabungkan unsur Konfusianisme, Budha, perdukunan, Taoisme, dan Katolik.
Ch'ondogyo menekankan kesetaraan semua umat manusia, menekankan martabat manusia dan kesetaraan gender. Pengikutnya percaya pada keilahian dalam diri setiap orang dan menganjurkan kesempurnaan diri sebagai jalan menuju keselamatan.
Meskipun Ch'ondogyo tidak berupaya menggulingkan tatanan sosial, potensi revolusionernya menarik perhatian kaum marginal dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemikiran demokratis dan anti-otoriter di Korea. Saat ini, Ch'ondogyo diperkirakan mempunyai pengikut sebanyak 50.000 anggota, meskipun kemungkinan besar kehadirannya lebih besar di masa lalu.
Meskipun jumlah pasti pengikutnya tidak disebutkan, agama ini memiliki sekitar 500.000 pengikut, dengan 150 gereja pada tahun 2000an. Saat ini, Gereja Hanol mempertahankan kehadirannya di Korea Selatan, dengan ajaran Dr. Shin yang terus mempengaruhi praktiknya.
Gereja Hanol mengambil pengaruh besar dari agama Buddha, memprioritaskan kebangkitan diri serupa dengan ajaran Buddha. Namun, kelompok ini membedakan dirinya dengan menganjurkan keterlibatan sosial yang aktif dibandingkan menempuh jalan tertutup menuju pencerahan spiritual.
Dengan fokus untuk mempromosikan kecerahan, kebenaran, harmoni, dan kebenaran, Gereja Hanol berupaya untuk terlibat dengan masyarakat sambil mematuhi prinsip-prinsip Buddhis. Gereja ini tidak secara eksplisit diidentifikasi sebagai gereja Kristen, Budha, atau perdukunan, melainkan sebuah agama yang menyelaraskan dirinya dengan cita-cita Budha sambil menganut pendekatan uniknya terhadap spiritualitas dan keterlibatan sosial.
Foto/Wikipedia
Gereja ini dikenal juga dengan nama Holy Spirit Association for the Unification of World Christianity atau “Moonies,” merupakan sebuah gerakan keagamaan yang didirikan oleh Sun Myung Moon di Korea Selatan pada tahun 1954. Dengan perkiraan keanggotaan yang sulit dipastikan, Gereja Unifikasi hadir di lebih dari 100 negara.
Anehnya, banyak anak muda Korea Selatan justru bergabung dengan sekte tersebut. Jumlah anggotanya kerap bertambah dengan publikasi menggunakan media sosial. Selain itu, kharismatik pemimpinnya juga menjadi faktor penting.
8 Sekte Sesat dan Populer di Korea Selatan, Mayoritas Beranggotakan Ratusan Ribu Orang
`1. Ch'ondogyo (Permulaan)
Foto/WIkipedia
Melansir expatguidekorea, Ch'ondogyo, yang dikenal sebagai Ajaran Jalan Surgawi, dianggap sebagai salah satu "agama baru" paling awal di Korea. Didirikan oleh Ch'oe Che U pada tahun 1860 dengan nama Tonghak (Pembelajaran Timur), merupakan agama sinkretistik yang menggabungkan unsur Konfusianisme, Budha, perdukunan, Taoisme, dan Katolik.
Ch'ondogyo menekankan kesetaraan semua umat manusia, menekankan martabat manusia dan kesetaraan gender. Pengikutnya percaya pada keilahian dalam diri setiap orang dan menganjurkan kesempurnaan diri sebagai jalan menuju keselamatan.
Meskipun Ch'ondogyo tidak berupaya menggulingkan tatanan sosial, potensi revolusionernya menarik perhatian kaum marginal dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemikiran demokratis dan anti-otoriter di Korea. Saat ini, Ch'ondogyo diperkirakan mempunyai pengikut sebanyak 50.000 anggota, meskipun kemungkinan besar kehadirannya lebih besar di masa lalu.
2. Gereja Hanol
Melansir expatguidekorea, Gereja Hanol, yang didirikan oleh Dr. Shin Jeong-il pada tahun 1965, adalah agama yang diilhami Buddha yang menekankan kebangkitan diri dan keterlibatan sosial yang aktif.Meskipun jumlah pasti pengikutnya tidak disebutkan, agama ini memiliki sekitar 500.000 pengikut, dengan 150 gereja pada tahun 2000an. Saat ini, Gereja Hanol mempertahankan kehadirannya di Korea Selatan, dengan ajaran Dr. Shin yang terus mempengaruhi praktiknya.
Gereja Hanol mengambil pengaruh besar dari agama Buddha, memprioritaskan kebangkitan diri serupa dengan ajaran Buddha. Namun, kelompok ini membedakan dirinya dengan menganjurkan keterlibatan sosial yang aktif dibandingkan menempuh jalan tertutup menuju pencerahan spiritual.
Dengan fokus untuk mempromosikan kecerahan, kebenaran, harmoni, dan kebenaran, Gereja Hanol berupaya untuk terlibat dengan masyarakat sambil mematuhi prinsip-prinsip Buddhis. Gereja ini tidak secara eksplisit diidentifikasi sebagai gereja Kristen, Budha, atau perdukunan, melainkan sebuah agama yang menyelaraskan dirinya dengan cita-cita Budha sambil menganut pendekatan uniknya terhadap spiritualitas dan keterlibatan sosial.
3. Gereja Unifikasi
Foto/Wikipedia
Gereja ini dikenal juga dengan nama Holy Spirit Association for the Unification of World Christianity atau “Moonies,” merupakan sebuah gerakan keagamaan yang didirikan oleh Sun Myung Moon di Korea Selatan pada tahun 1954. Dengan perkiraan keanggotaan yang sulit dipastikan, Gereja Unifikasi hadir di lebih dari 100 negara.