Sentil Biden, Khamenei: Iran Ingin Aksi, Bukan Kata-kata
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran ingin melihat "aksi, bukan kata-kata" dari pihak-pihak dalam perjanjian nuklir 2015 . Hal itu diungkapkan oleh pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei , ketika pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
“Kami telah mendengar banyak kata-kata manis dan janji yang dalam prakteknya telah dilanggar dan tindakan berlawanan telah diambil. Kata-kata dan janji tidak baik. Kali ini (kami ingin) hanya aksi dari pihak lain dan kami juga akan bertindak,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (17/2/2021).
Biden mengatakan Washington akan kembali ke pakta nuklir yang ditinggalkan oleh pendahulunya Donald Trump pada 2018 jika Teheran menjadi pihak yang pertama kali melanjutkan kepatuhan penuh. Tetapi dengan rasa saling tidak percaya yang semakin dalam, Teheran mengatakan Washington harus bertindak terlebih dahulu.
Di bawah kesepakatan itu, sanksi dicabut dengan imbalan Iran menyetujui pembatasan program nuklirnya. Sejak Trump membatalkan kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi, Teheran secara bertahap melanggar persyaratan kesepakatan.
Teheran mengatakan langkah nuklirnya dapat diubah jika Washington mencabut sanksi.
Terbaru, Iran mengacuhkan peringatan Barat dengan mulai memproduksi logam uranium yang dapat digunakan untuk membuat inti atom. Badan pengawas atom PBB (IAEA) mengkonfirmasi hal itu.
Prancis, Inggris, dan Jerman, semua pihak dalam kesepakatan itu, bulan lalu mengatakan mereka sangat prihatin dan bahwa produksi logam uranium Iran tidak memiliki kredibilitas sipil tetapi berpotensi menimbulkan implikasi militer yang serius.
“Kami telah mendengar banyak kata-kata manis dan janji yang dalam prakteknya telah dilanggar dan tindakan berlawanan telah diambil. Kata-kata dan janji tidak baik. Kali ini (kami ingin) hanya aksi dari pihak lain dan kami juga akan bertindak,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (17/2/2021).
Biden mengatakan Washington akan kembali ke pakta nuklir yang ditinggalkan oleh pendahulunya Donald Trump pada 2018 jika Teheran menjadi pihak yang pertama kali melanjutkan kepatuhan penuh. Tetapi dengan rasa saling tidak percaya yang semakin dalam, Teheran mengatakan Washington harus bertindak terlebih dahulu.
Di bawah kesepakatan itu, sanksi dicabut dengan imbalan Iran menyetujui pembatasan program nuklirnya. Sejak Trump membatalkan kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi, Teheran secara bertahap melanggar persyaratan kesepakatan.
Teheran mengatakan langkah nuklirnya dapat diubah jika Washington mencabut sanksi.
Terbaru, Iran mengacuhkan peringatan Barat dengan mulai memproduksi logam uranium yang dapat digunakan untuk membuat inti atom. Badan pengawas atom PBB (IAEA) mengkonfirmasi hal itu.
Prancis, Inggris, dan Jerman, semua pihak dalam kesepakatan itu, bulan lalu mengatakan mereka sangat prihatin dan bahwa produksi logam uranium Iran tidak memiliki kredibilitas sipil tetapi berpotensi menimbulkan implikasi militer yang serius.
(ian)