Meski Bersitegang, AS Tidak Akan Tinggalkan NATO, Berikut 3 Alasannya
loading...

AS tidak akan tinggalkan NATO. Foto/X/@NATO
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meyakinkan negara-negara anggota Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meyakinkan negara-negara anggota NATO bahwa Washington tetap berkomitmen pada blok militer tersebut.
Dia menegaskan bahwa para anggota harus secara drastis meningkatkan pengeluaran untuk militer mereka.
bahwa Washington tetap berkomitmen pada blok militer tersebut. Dia menegaskan bahwa para anggota harus secara drastis meningkatkan pengeluaran untuk militer mereka.
Rubio menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels pada hari Kamis.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan meninggalkan NATO jika para anggota blok tersebut gagal meningkatkan pengeluaran militer mereka. Ia menyerukan kenaikan besar menjadi 5% dari produk domestik bruto (PDB) dari patokan saat ini sebesar 2% yang hanya dicapai oleh 23 dari 32 anggotanya pada tahun 2024.
Baca Juga: Kemlu Respons Penerapan Tarif Resiprokal AS pada Indonesia Sebesar 32%
Negara-negara anggota Eropa Timur seperti Estonia dan Polandia telah mendukung tuntutan AS - dengan Estonia telah berkomitmen untuk 3,7% dari PDB dan Polandia menargetkan 4,7%. Namun, negara-negara ekonomi utama Uni Eropa, seperti Italia dan Jerman, telah mengkritik target 5% sebagai tidak realistis, dengan alasan tekanan fiskal.
Retorika NATO Trump telah mendorong Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk mengusulkan rencana 'persenjataan ulang' untuk meningkatkan pengeluaran militer melalui pinjaman. Namun, negara-negara Eropa Selatan dilaporkan telah menolak inisiatif tersebut, dengan menyuarakan "keraguan serius" tentang mengambil utang tambahan.
Dia menegaskan bahwa para anggota harus secara drastis meningkatkan pengeluaran untuk militer mereka.
bahwa Washington tetap berkomitmen pada blok militer tersebut. Dia menegaskan bahwa para anggota harus secara drastis meningkatkan pengeluaran untuk militer mereka.
Rubio menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels pada hari Kamis.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan meninggalkan NATO jika para anggota blok tersebut gagal meningkatkan pengeluaran militer mereka. Ia menyerukan kenaikan besar menjadi 5% dari produk domestik bruto (PDB) dari patokan saat ini sebesar 2% yang hanya dicapai oleh 23 dari 32 anggotanya pada tahun 2024.
Meski Bersitegang, AS Tidak Akan Tinggalkan NATO, Berikut 3 Alasannya
1. Komitmen AS Bukan Histeria
“Amerika Serikat berada di NATO ... Amerika Serikat sama aktifnya di NATO seperti sebelumnya,” kata Rubio kepada wartawan, menepis keraguan tentang komitmen itu sebagai “histeria.”Baca Juga: Kemlu Respons Penerapan Tarif Resiprokal AS pada Indonesia Sebesar 32%
2. AS Tidak Menentang NATO
Ia melanjutkan dengan menekankan bahwa Trump “tidak menentang NATO” tetapi menentang blok “yang tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkannya untuk memenuhi kewajiban” berdasarkan perjanjian pendiriannya.3. Menuntut Anggota NATO Berkomitmen 5% untuk Pertahanan
Rubio menegaskan bahwa “setiap” anggota NATO harus menyetujui “jalur yang realistis” untuk akhirnya berkomitmen 5% dari PDB-nya untuk pertahanan, namun itu mungkin memakan waktu bertahun-tahun.Negara-negara anggota Eropa Timur seperti Estonia dan Polandia telah mendukung tuntutan AS - dengan Estonia telah berkomitmen untuk 3,7% dari PDB dan Polandia menargetkan 4,7%. Namun, negara-negara ekonomi utama Uni Eropa, seperti Italia dan Jerman, telah mengkritik target 5% sebagai tidak realistis, dengan alasan tekanan fiskal.
Retorika NATO Trump telah mendorong Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk mengusulkan rencana 'persenjataan ulang' untuk meningkatkan pengeluaran militer melalui pinjaman. Namun, negara-negara Eropa Selatan dilaporkan telah menolak inisiatif tersebut, dengan menyuarakan "keraguan serius" tentang mengambil utang tambahan.
(ahm)
Lihat Juga :