Acuhkan Peringatan Barat, Iran Mulai Produksi Logam Uranium

Kamis, 11 Februari 2021 - 09:55 WIB
loading...
Acuhkan Peringatan Barat,...
Iran mewujudkan rencananya untuk memproduksi logam uranium yang dapat digunakan untuk membuat inti atom. Foto/Ilustrasi
A A A
WINA - Badan pengawas atom PBB mengkonfirmasi bahwa Iran telah melaksanakan rencananya untuk memproduksi logam uranium. Sebelumnya kekuatan Barat telah memperingatkan Iran bahwa mereka akan melanggar perjanjian nuklir 2015 karena logam uranium dapat digunakan untuk membuat inti atom.

“Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi hari ini memberi tahu Negara-negara Anggota IAEA tentang perkembangan terkini mengenai aktivitas R&D Iran pada produksi logam uranium sebagai bagian dari tujuan yang dinyatakan untuk memproduksi bahan bakar bagi Teheran Research Reactor,” kata IAEA dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/2/2021)..

Laporan terbaru ini dan sebelumnya mengatakan bahwa Iran berencana untuk melakukan penelitian tentang logam uranium menggunakan uranium alami sebelum beralih ke logam uranium yang diperkaya hingga 20%, tingkat itu telah diperkaya lagi hingga saat ini kurang dari 90%, di mana itu adalah tingkat senjata.



"Badan pada 8 Februari memverifikasi 3,6 gram logam uranium di Pabrik Fabrikasi Plat Bahan Bakar Iran (FPFP) di Esfahan," tambah pernyataan IAEA.

Prancis, Inggris, dan Jerman, semua pihak dalam kesepakatan itu, bulan lalu mengatakan mereka sangat prihatin dan bahwa produksi logam uranium Iran tidak memiliki kredibilitas sipil tetapi berpotensi menimbulkan implikasi militer yang serius.



Tujuan utama kesepakatan 2015 adalah untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan Iran untuk menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk bom nuklir menjadi setidaknya satu tahun dari sekitar 2-3 bulan. Iran, bagaimanapun, menyangkal pernah mengejar senjata nuklir dan mengatakan hanya ingin menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai.

Badan intelijen Amerika Serikat (AS) dan IAEA percaya Iran memiliki program senjata nuklir terkoordinasi dan rahasia yang dihentikan pada tahun 2003.

Iran mulai melanggar kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara besar selangkah demi selangkah pada tahun 2019 sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari kesepakatan tahun sebelumnya dan penerapan kembali sanksi Washington terhadap Teheran.



Iran dalam beberapa bulan terakhir mempercepat pelanggaran pembatasan kesepakatan pada aktivitas atomnya, yang berpotensi mempersulit upaya untuk membawa AS kembali ke dalam kesepakatan di bawah Presiden Joe Biden.

Iran sebelumnya telah mengesahkan sebuah undang-undang sebagai respon atas pembunuhan ilmuwan nuklir topnya pada November, yang disalahkan Teheran pada musuhnya Israel, menyerukan langkah-langkah termasuk membuka pabrik logam uranium. Iran mengatakan kepada Badan Energi Atom Internasional pada bulan Desember pihaknya berencana memproduksi bahan bakar logam uranium untuk reaktor penelitian.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1972 seconds (0.1#10.140)