Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya
loading...
A
A
A
3. Nelson Mandela (Afrika Selatan)
Setelah bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944 dan terlibat aktif melawan
kebijakan apartheid di negaranya, Nelson Mandela akhirnya diadili dalam apa yang kemudian dikenal
sebagai Marathon Treason Trial of 1956-1961. Dengan dilarangnya ANC, pada 1961 ia ikut mendirikan sayap militer, Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa) tetapi dia kembali ditangkap pada 1962 dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Pada 1964, hukuman tersebut dilanjutkan dengan hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan akan menggulingkan pemerintah. Sampai 1982, Mandela ditahan di penjara Pulau Robben di Cape Town, sebelum dipindahkan ke penjara Pollsmoor di daratan utama. Setelah dibebaskan pada 1990, Mandela terjun ke dunia politik memimpin ANC.
Pada 1994, pemilihan multiras pertama Afrika Selatan memenangkan ANC dengan 62% suara. Mandela pun menjadi Presiden kulit hitam pertama di negara itu.
4. Aung San Suu Kyi (Myanmar)
Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian
pada 1991 saat dia dalam tahanan rumah . Dia dibebaskan pada 1995, kemudian ditahan lagi untuk beberapa kali. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), memutuskan memboikot pemilu tahun 2010. Segera pemungutan suara berakhir, Suu Kyi dibebaskan.
Dicap sebagai 'teroris' oleh junta dan ditempatkan di tahanan rumah sejak 1990, Suu Kyi secara konsisten terus melawan otoritarianisme junta militer. Hingga usianya 60 tahun, semangatnya tidak berkurang hingga akhirnya saat ini dia menjadi salah satu elite yang berkuasa di Myanmar. (Baca juga: 10 Insiden Lucu Sekaligus Memalukan yang Mencoreng Muka Pemimpin Dunia)
4. Yasser Arafat (Palestina)
Setelah bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944 dan terlibat aktif melawan
kebijakan apartheid di negaranya, Nelson Mandela akhirnya diadili dalam apa yang kemudian dikenal
sebagai Marathon Treason Trial of 1956-1961. Dengan dilarangnya ANC, pada 1961 ia ikut mendirikan sayap militer, Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa) tetapi dia kembali ditangkap pada 1962 dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Pada 1964, hukuman tersebut dilanjutkan dengan hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan akan menggulingkan pemerintah. Sampai 1982, Mandela ditahan di penjara Pulau Robben di Cape Town, sebelum dipindahkan ke penjara Pollsmoor di daratan utama. Setelah dibebaskan pada 1990, Mandela terjun ke dunia politik memimpin ANC.
Pada 1994, pemilihan multiras pertama Afrika Selatan memenangkan ANC dengan 62% suara. Mandela pun menjadi Presiden kulit hitam pertama di negara itu.
4. Aung San Suu Kyi (Myanmar)
Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian
pada 1991 saat dia dalam tahanan rumah . Dia dibebaskan pada 1995, kemudian ditahan lagi untuk beberapa kali. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), memutuskan memboikot pemilu tahun 2010. Segera pemungutan suara berakhir, Suu Kyi dibebaskan.
Dicap sebagai 'teroris' oleh junta dan ditempatkan di tahanan rumah sejak 1990, Suu Kyi secara konsisten terus melawan otoritarianisme junta militer. Hingga usianya 60 tahun, semangatnya tidak berkurang hingga akhirnya saat ini dia menjadi salah satu elite yang berkuasa di Myanmar. (Baca juga: 10 Insiden Lucu Sekaligus Memalukan yang Mencoreng Muka Pemimpin Dunia)
4. Yasser Arafat (Palestina)