Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya

Minggu, 31 Januari 2021 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Arafat merupakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pemimpin gerakan Fatah. Arafat menghabiskan sebagian besar hidupnya menentang Israel. Arafat dan gerakannya beroperasi dari beberapa negara Arab. Diusir keluar dari Yordania dan terpaksa mengungsi ke Lebanon, Arafat dan Fatah merupakan target utama invasi militer Israel atas Yordania pada 1978 dan 1982.

Pada akhir 2004, setelah diisolasi secara efektif oleh tentara Israel di rumahnya Arafat jatuh sakit dan wafat pada 11 November 2004, dalam usia 75 tahun. Hingga hari ini, Arafat masih dikenang sebagai seorang tokoh kontroversial. Mayoritas rakyat Palestina melihatnya sebagai seorang pejuang kemerdekaan sementara banyak warga Israel mengenalnya sebagai seorang teroris

5. Vaclav Havel (Rep.Ceko)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Vaclav Havel adalah penulis drama, penulis esai, dan penyair terkemuka asal Cekoslowakia. Dia dipenjara dan menjadi tahanan politik karena tulisannya yang menyindir birokrasi komunis dan karena keterlibatannya dalam gerakan reformasi Musim Semi Praha 1968. Karyanya dilarang oleh pemerintah, namun hal itu menarik perhatian dunia pada penderitaan Cekoslowakia yang dianeksasi Soviet.

Havel ditangkap polisi pada 1979 dan dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara karena subversi republik. Setelah dibebaskan, Havel menjadi tokoh terkemuka dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Beludru 1989. Ia menjadi Presiden pertama Republik Ceko pada 1993. (Baca juga: Ribuan Koin dan Cincin Emas Langka Ditemukan di Ladang Jagung Polandia)

6. Andrei Sakharov (Uni Soviet)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Fisikawan nuklir Soviet yang menjadi juru kampanye hak asasi manusia dan ditahan di negaranya sendiri Andrei Sakharov menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1975. Namun karena pandangannya menelanjangi represi politik Soviet, pemerintah Soviet tidak mengizinkan Sakharov pergi menerima Nobel.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1734 seconds (0.1#10.140)