Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya

Minggu, 31 Januari 2021 - 06:35 WIB
loading...
Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya
Ilustrasi foto/SINDOnews/Masyhudi
A A A
JAKARTA - Perbedaan pandangan politik terkadang berlangsung keras sehingga melahirkan apa yang dinamakan tahanan politik (tapol) . Karena politik banyak tokoh di dunia harus merasakan dinginnya jeruji besi. Diantara mereka bahkan ada yang meninggal, ada yang sudah dibebaskan, dan beberapa lainnya masih hidup hingga kini.

Berbeda dengan narapidana biasa kasus kejahatan, para tapol ini harus rela meringkuk di penjara bertahun-tahun karena menempuh jalan perjuangan yang tak mudah. Sebuah jalan terjal pengabdian berliku demi memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. (Baca: 9 Anak Bau Kencur Pendobrak Perubahan di Dunia)

1. Sukarno/Bung Karno (Indonesia)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Demi memperjuangkan kemerdekaan RI, Bung Karno harus menerima status sebagai tahanan politik
Belanda yang berpindah dari satu tempat pengasingan ke tempat pengasingan lain. Sejumlah tempat pengasingan Bung Karno antara lain penjara Banceuy Bandung (Desember 1929), Lapas Sukamiskin Bandung (1930), Kota Ende NTT (1934-1938), Bengkulu (1938-1942), Berastagi, Sumut (1948), Bangka (1949), Boven Digoel, Papua .

Paska kemerekaan, setelah diberhentikan sebagai Presiden pada 1967, Bung Karno berstatus sebagai tahanan politik Orba. Setelah dari Ibu Fatmawati di Kebayoran Baru, Bung karno kemudian dipindahkan ke Bogor. Saat itu sang proklamator sedang sakit ginjal parah sehingga wajahnya terlihat bengkak-bengkak. Kemudian, atas permohonan keluarga, Bung Karno dipindahkan di Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala), Jakarta Pusat. Pada 21 Juni 1970, Bung Karno meninggal dunia.

2. Mahatma Gandhi (India)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Sejarah perlawanan Mohandas Gandhi banyak diwarnai di penjara, dimulai dengan dua bulan penjara pada 1907 di Afrika Selatan, di mana dia bekerja untuk mengakhiri diskriminasi terhadap orang India di sana. Saat di penjara, Gandhi membaca buku ‘Ketidaktaatan Sipil’ karya Henry David Thoreau, yang akan menjadi bagian utama filosofinya ketika pulang ke India.

Kembali ke India, Gandhi dipenjara beberapa kali karena gerakannya melawan penjajah Inggris. Pada 1922 dia diadili untuk terakhir kalinya oleh pemerintah Inggris. Dia mengaku bersalah atas semua dakwaan dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara di mana dia menjalani dua tahun sebelum dibebaskan untuk operasi usus buntu darurat. India mencapai kemerdekaan pada 15 Agustus 1947, lima bulan sebelum Gandhi dibunuh. (Baca juga: Bunglon Tekecil di Dunia Ditemukan di Hutan Madagaskar)

3. Nelson Mandela (Afrika Selatan)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Setelah bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944 dan terlibat aktif melawan
kebijakan apartheid di negaranya, Nelson Mandela akhirnya diadili dalam apa yang kemudian dikenal
sebagai Marathon Treason Trial of 1956-1961. Dengan dilarangnya ANC, pada 1961 ia ikut mendirikan sayap militer, Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa) tetapi dia kembali ditangkap pada 1962 dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Pada 1964, hukuman tersebut dilanjutkan dengan hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan akan menggulingkan pemerintah. Sampai 1982, Mandela ditahan di penjara Pulau Robben di Cape Town, sebelum dipindahkan ke penjara Pollsmoor di daratan utama. Setelah dibebaskan pada 1990, Mandela terjun ke dunia politik memimpin ANC.

Pada 1994, pemilihan multiras pertama Afrika Selatan memenangkan ANC dengan 62% suara. Mandela pun menjadi Presiden kulit hitam pertama di negara itu.

4. Aung San Suu Kyi (Myanmar)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian
pada 1991 saat dia dalam tahanan rumah . Dia dibebaskan pada 1995, kemudian ditahan lagi untuk beberapa kali. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), memutuskan memboikot pemilu tahun 2010. Segera pemungutan suara berakhir, Suu Kyi dibebaskan.

Dicap sebagai 'teroris' oleh junta dan ditempatkan di tahanan rumah sejak 1990, Suu Kyi secara konsisten terus melawan otoritarianisme junta militer. Hingga usianya 60 tahun, semangatnya tidak berkurang hingga akhirnya saat ini dia menjadi salah satu elite yang berkuasa di Myanmar. (Baca juga: 10 Insiden Lucu Sekaligus Memalukan yang Mencoreng Muka Pemimpin Dunia)

4. Yasser Arafat (Palestina)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Arafat merupakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pemimpin gerakan Fatah. Arafat menghabiskan sebagian besar hidupnya menentang Israel. Arafat dan gerakannya beroperasi dari beberapa negara Arab. Diusir keluar dari Yordania dan terpaksa mengungsi ke Lebanon, Arafat dan Fatah merupakan target utama invasi militer Israel atas Yordania pada 1978 dan 1982.

Pada akhir 2004, setelah diisolasi secara efektif oleh tentara Israel di rumahnya Arafat jatuh sakit dan wafat pada 11 November 2004, dalam usia 75 tahun. Hingga hari ini, Arafat masih dikenang sebagai seorang tokoh kontroversial. Mayoritas rakyat Palestina melihatnya sebagai seorang pejuang kemerdekaan sementara banyak warga Israel mengenalnya sebagai seorang teroris

5. Vaclav Havel (Rep.Ceko)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Vaclav Havel adalah penulis drama, penulis esai, dan penyair terkemuka asal Cekoslowakia. Dia dipenjara dan menjadi tahanan politik karena tulisannya yang menyindir birokrasi komunis dan karena keterlibatannya dalam gerakan reformasi Musim Semi Praha 1968. Karyanya dilarang oleh pemerintah, namun hal itu menarik perhatian dunia pada penderitaan Cekoslowakia yang dianeksasi Soviet.

Havel ditangkap polisi pada 1979 dan dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara karena subversi republik. Setelah dibebaskan, Havel menjadi tokoh terkemuka dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Beludru 1989. Ia menjadi Presiden pertama Republik Ceko pada 1993. (Baca juga: Ribuan Koin dan Cincin Emas Langka Ditemukan di Ladang Jagung Polandia)

6. Andrei Sakharov (Uni Soviet)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Fisikawan nuklir Soviet yang menjadi juru kampanye hak asasi manusia dan ditahan di negaranya sendiri Andrei Sakharov menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1975. Namun karena pandangannya menelanjangi represi politik Soviet, pemerintah Soviet tidak mengizinkan Sakharov pergi menerima Nobel.

Pada 1980 Sakharov diasingkan ke Gorky, dilucuti dari semua kehormatannya dan ditempatkan di bawah pengawasan konstan karena pandangannya tentang invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Dia juga menyerukan boikot di seluruh dunia terhadap Olimpiade 1980 di Moskow.

Pada 1986 pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev membebaskan Sakharov dari pengasingannya. Dia menjadi simbol perlawanan terhadap politik penindasan pemerintahan Soviet dalam tiga tahun terakhir hidupnya.

7. Kim Dae-jung (Korea Selatan)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Diculik dari sebuah kamar hotel di Tokyo oleh anggota KICA, agen mata-mata Jenderal Park yang terkenal pada 1973, Kim Dae-Jung dibawa ke kediamannya di Seoul untuk ditempatkan dalam tahanan rumah . Orang yang dijuluki sebagai “Nelson Mandela-nya Asia” ini adalah seorang tokoh demokrasi saat pemerintahan diktator militer pimpinan Park Chung-hee. (Baca juga: Perseverence, Sang Penjelajah NASA Sudah Berada Dalam Jangkauan Planet Mars)

Pada 1971 sekembali dari pengasingannya di AS, Kim mengikuti pemilu presiden, namun gagal. Ia kembali gagal dalam pemilu presiden tahun 1987, dan 1992, namun akhirnya menang pada pemilu presiden Desember 1997. Awal 1998, Kim dilantik sebagai presiden Korea Selatan, dan sejak saat itulah kekuasaan pemerintah militer berakhir di Korea Selatan.

8. Mordechai Vanunu (Israel)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Mordechai Vanunu juga dikenal dengan nama John Crossmann, adalah mantan teknisi nuklir Israel yang membocorkan program nuklir Israel kepada pers Inggris pada 1986. Karena hal itu ia diculik seorang agen Mossad (dinas rahasia Israel) ke Roma Italia sebelum akhirnya diselundupkan ke Israel.

Di negeri Yahudi itu ia diadili secara rahasia dan dijatuhi hukuman karena tuduhan sebagai pengkhianat. Ia dihukum kurungan selama 18 tahun, dan lebih daripada 11 tahun dari masa itu dijalaninya dalam kurungan tersendiri.

Vanunu dibebaskan dari tahanan pada 21 April 2004 namun dikenai pembatasan dalam berbicara dan melakukan perjalanan. Vanunu telah tinggal di Yerusalem sejak dibebaskan dari penjara pada 2004. Tapi ia masih dalam pengawasan ketat, termasuk tidak diperbolehkan meninggalkan Israel atau berbicara dengan orang asing.

9. Xanana Gusmao (Timor Leste)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Xanana Gusmao memelopori gerakan kemerdekaan Timor Timur dari Portugal dan juga dari Indonesia. Ditangkap pada November 1992 atas tuduhan subversi dan kepemilikan senjata api secara ilegal, Gusmao memulai perjuangannya untuk membebaskan rakyatnya dari penjajahan Indonesia.

Dengan bantuan luar biasa Jose Ramos Horta, Gusmao mampu membawa perjuangan rakyatnya lepas dari penjajahan ke kancah internasional. Pembebasannya pada 1999 adalah pintu masuk dari digelarnya proses referendum untuk Timor Timur yang akhirnya berujung pada kemerdekaan Timor Leste.

10. Bobby Sands (Irlandia)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Bobby Sands adalah anggota Tentara Republik Irlandia Sementara (IRA) yang meninggal karena mogok makan saat dipenjara di HM Prison Maze di Irlandia Utara. Sands membantu merencanakan pemboman Balmoral Furniture Company di Dunmurry tahun 1976, yang diikuti oleh baku tembak dengan Royal Ulster Constabulary.

Sands ditangkap saat mencoba melarikan diri dan dia dijatuhi hukuman 14 tahun karena memiliki senjata api. Dia adalah pemimpin aksi mogok makan tahun 1981 di mana tahanan republik Irlandia memprotes pencabutan Status Kategori Khusus. Selama pemogokan Sands, ia terpilih ke Parlemen Inggris sebagai kandidat Anti-H-Block. (Baca juga: Ilmuwan Temukan Mineral Mars terpendam di Dalam Es Antartika)

Kematiannya dan juga aksi mogok makan rekan-rekannya menginspirasi gelombang baru rekrutmen dan aktivitas IRA. Liputan media internasional menarik perhatian para pemogok kelaparan, dan gerakan republik secara umum, yang menarik pujian dan kritik.

Sumber: www.listverse.com
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)