Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya

Minggu, 31 Januari 2021 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Pada 1980 Sakharov diasingkan ke Gorky, dilucuti dari semua kehormatannya dan ditempatkan di bawah pengawasan konstan karena pandangannya tentang invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Dia juga menyerukan boikot di seluruh dunia terhadap Olimpiade 1980 di Moskow.

Pada 1986 pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev membebaskan Sakharov dari pengasingannya. Dia menjadi simbol perlawanan terhadap politik penindasan pemerintahan Soviet dalam tiga tahun terakhir hidupnya.

7. Kim Dae-jung (Korea Selatan)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Diculik dari sebuah kamar hotel di Tokyo oleh anggota KICA, agen mata-mata Jenderal Park yang terkenal pada 1973, Kim Dae-Jung dibawa ke kediamannya di Seoul untuk ditempatkan dalam tahanan rumah . Orang yang dijuluki sebagai “Nelson Mandela-nya Asia” ini adalah seorang tokoh demokrasi saat pemerintahan diktator militer pimpinan Park Chung-hee. (Baca juga: Perseverence, Sang Penjelajah NASA Sudah Berada Dalam Jangkauan Planet Mars)

Pada 1971 sekembali dari pengasingannya di AS, Kim mengikuti pemilu presiden, namun gagal. Ia kembali gagal dalam pemilu presiden tahun 1987, dan 1992, namun akhirnya menang pada pemilu presiden Desember 1997. Awal 1998, Kim dilantik sebagai presiden Korea Selatan, dan sejak saat itulah kekuasaan pemerintah militer berakhir di Korea Selatan.

8. Mordechai Vanunu (Israel)

Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya


Mordechai Vanunu juga dikenal dengan nama John Crossmann, adalah mantan teknisi nuklir Israel yang membocorkan program nuklir Israel kepada pers Inggris pada 1986. Karena hal itu ia diculik seorang agen Mossad (dinas rahasia Israel) ke Roma Italia sebelum akhirnya diselundupkan ke Israel.

Di negeri Yahudi itu ia diadili secara rahasia dan dijatuhi hukuman karena tuduhan sebagai pengkhianat. Ia dihukum kurungan selama 18 tahun, dan lebih daripada 11 tahun dari masa itu dijalaninya dalam kurungan tersendiri.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1436 seconds (0.1#10.140)