Tim WHO Kunjungi Rumah Sakit Wuhan di Bawah Kontrol Ketat China
loading...
A
A
A
WUHAN - Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul COVID-19 mengunjungi rumah sakit di pusat kota Wuhan yang merawat pasien awal virus Corona , Sabtu (30/1/2021). Misi mereka dilakukan di bawah kontrol ketat tuan rumah China .
Pada hari kedua setelah dua minggu di karantina, tim ahli WHO menyambangi Rumah Sakit Jinyintan, di mana dokter telah mengumpulkan sampel dari pasien yang menderita pneumonia tak dikenal pada akhir 2019.
“Kesempatan penting untuk berbicara langsung dengan petugas medis yang ada di lapangan pada saat kritis melawan COVID!," kata anggota tim Peter Daszak di Twitter yang dinukil Reuters.
Anggota tim yang meninggalkan rumah sakit tidak berbicara dengan wartawan, yang telah dijauhkan sejak kelompok tersebut meninggalkan hotel karantina pada hari Kamis lalu.
“Baru saja kembali dari kunjungan di rumah sakit Jinyintan, yang mengkhususkan diri pada penyakit menular dan ditujukan untuk pengobatan kasus pertama di Wuhan. Cerita sangat mirip dengan apa yang saya dengar dari dokter ICU kami,” tweet anggota tim ahli lainnya Marion Koopmans.
Selain ke rumah sakit, tim WHO pergi ke pusat pameran yang menampilkan pameran memperingati upaya awal untuk memerangi wabah di Wuhan, termasuk penguncian kota selama 76 hari di kota berpenduduk 11 juta itu.
Jadwal perjalanan kelompok tersebut belum diumumkan tetapi WHO mengatakan tim tersebut berencana untuk mengunjungi pasar makanan laut yang menjadi pusat awal wabah serta Institut Virologi Wuhan. Satu hipotesis, yang ditolak oleh China, adalah bahwa wabah tersebut disebabkan oleh kebocoran di laboratorium pemerintah yang ada di Wuhan.
Pada hari Jumat, WHO mengatakan bahwa anggota tim akan dibatasi pada kunjungan yang diselenggarakan oleh tuan rumah China dan tidak akan melakukan kontak dengan anggota komunitas, karena pembatasan kesehatan.
Tepat setahun yang lalu, WHO mengumumkan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) terhadap wabah virus Corona baru. Ini adalah tingkat kewaspadaan tertinggi.
Penyelidikan yang dilakukan WHO telah diganggu oleh penundaa, kekhawatiran atas akses dan perselisihan antara Beijing dengan Washington. Amerika Serikat (AS) menuding China telah menyembunyikan dampak awal dari wabah dan mengkritik ketentuan kunjungan yang diajukan Beijing, di mana para ahli China melakukan penelitian tahap pertama.
Tim penyelidik WHO sejatinya telah ditetapkan untuk tiba di Wuhan pada awal Januari, dan penundaan kunjungan oleh China mengundang kritik publik yang jarang dilakukan oleh kepala WHO, yang sebelumnya dituduh oleh mantan Presiden AS Donald Trump sangat "China-sentris".
China sendiri telah mendorong retorika bahwa virus itu berasal dari luar negeri sebelum kemudian ditemukan di Wuhan. Media pemerintah China mengutip keberadaan virus pada kemasan makanan beku impor dan makalah ilmiah mengatakan virus itu telah beredar di Eropa pada 2019.
Kementerian Luar Negeri China juga mengisyaratkan bahwa penutupan tiba-tiba laboratorium tentara AS di Fort Detrick di Maryland pada Juli 2019 terkait dengan pandemi.
Lihat Juga: Negara Islam Bersenjata Nuklir Ini Bakal Borong 40 Jet Tempur Siluman J-35A China, Pesaing F-35 AS
Pada hari kedua setelah dua minggu di karantina, tim ahli WHO menyambangi Rumah Sakit Jinyintan, di mana dokter telah mengumpulkan sampel dari pasien yang menderita pneumonia tak dikenal pada akhir 2019.
“Kesempatan penting untuk berbicara langsung dengan petugas medis yang ada di lapangan pada saat kritis melawan COVID!," kata anggota tim Peter Daszak di Twitter yang dinukil Reuters.
Anggota tim yang meninggalkan rumah sakit tidak berbicara dengan wartawan, yang telah dijauhkan sejak kelompok tersebut meninggalkan hotel karantina pada hari Kamis lalu.
“Baru saja kembali dari kunjungan di rumah sakit Jinyintan, yang mengkhususkan diri pada penyakit menular dan ditujukan untuk pengobatan kasus pertama di Wuhan. Cerita sangat mirip dengan apa yang saya dengar dari dokter ICU kami,” tweet anggota tim ahli lainnya Marion Koopmans.
Selain ke rumah sakit, tim WHO pergi ke pusat pameran yang menampilkan pameran memperingati upaya awal untuk memerangi wabah di Wuhan, termasuk penguncian kota selama 76 hari di kota berpenduduk 11 juta itu.
Jadwal perjalanan kelompok tersebut belum diumumkan tetapi WHO mengatakan tim tersebut berencana untuk mengunjungi pasar makanan laut yang menjadi pusat awal wabah serta Institut Virologi Wuhan. Satu hipotesis, yang ditolak oleh China, adalah bahwa wabah tersebut disebabkan oleh kebocoran di laboratorium pemerintah yang ada di Wuhan.
Pada hari Jumat, WHO mengatakan bahwa anggota tim akan dibatasi pada kunjungan yang diselenggarakan oleh tuan rumah China dan tidak akan melakukan kontak dengan anggota komunitas, karena pembatasan kesehatan.
Tepat setahun yang lalu, WHO mengumumkan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) terhadap wabah virus Corona baru. Ini adalah tingkat kewaspadaan tertinggi.
Penyelidikan yang dilakukan WHO telah diganggu oleh penundaa, kekhawatiran atas akses dan perselisihan antara Beijing dengan Washington. Amerika Serikat (AS) menuding China telah menyembunyikan dampak awal dari wabah dan mengkritik ketentuan kunjungan yang diajukan Beijing, di mana para ahli China melakukan penelitian tahap pertama.
Tim penyelidik WHO sejatinya telah ditetapkan untuk tiba di Wuhan pada awal Januari, dan penundaan kunjungan oleh China mengundang kritik publik yang jarang dilakukan oleh kepala WHO, yang sebelumnya dituduh oleh mantan Presiden AS Donald Trump sangat "China-sentris".
China sendiri telah mendorong retorika bahwa virus itu berasal dari luar negeri sebelum kemudian ditemukan di Wuhan. Media pemerintah China mengutip keberadaan virus pada kemasan makanan beku impor dan makalah ilmiah mengatakan virus itu telah beredar di Eropa pada 2019.
Kementerian Luar Negeri China juga mengisyaratkan bahwa penutupan tiba-tiba laboratorium tentara AS di Fort Detrick di Maryland pada Juli 2019 terkait dengan pandemi.
Lihat Juga: Negara Islam Bersenjata Nuklir Ini Bakal Borong 40 Jet Tempur Siluman J-35A China, Pesaing F-35 AS
(ber)