Pemimpin Muslim dan Kristen Kecam Niat Remaja Singapura Bantai Umat Islam

Jum'at, 29 Januari 2021 - 16:09 WIB
loading...
A A A
Remaja, yang merupakan siswa sekolah menengah ketika dia menyusun rencananya tahun lalu, menjadi tahanan termuda di bawah Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) setelah plotnya terungkap.

"Ini benar-benar merupakan panggilan bangun bagi kita sebagai komunitas, bukan hanya komunitas Kristen tetapi bersama sebagai sebuah bangsa, bagaimana kita dapat membantu kaum muda kita, dan membimbing mereka dengan cara yang benar,” kata Lai.



Nazirudin, yang berbicara tentang rasa saling menghormati dan persahabatan antara dua komunitas agama, berterima kasih kepada para pemimpin Kristen atas jaminan mereka bahwa "tidak ada orang Kristen yang ingin menyakiti atau menyimpan niat buruk atau kebencian terhadap Muslim".

"Sebagai komunitas yang sering kali perlu menjelaskan dirinya sendiri dan apa yang Islam benar-benar wakili, kami sangat berempati dengan keterkejutan dan kesedihan Anda bahwa seseorang yang menganut agama Kristen berusaha untuk melakukan hal yang akan menodainya," katanya.

Nazirudin mengatakan para pemimpin membahas berbagai langkah yang dapat diambil untuk memperdalam pemahaman antara komunitas Kristen dan Muslim di Singapura. Antara lain, mereka sepakat tentang perlunya membimbing kaum muda agar tidak terpengaruh oleh ideologi ekstremis, yang dapat dengan mudah ditemukan di internet.

"Pemuda itu mungkin seorang Kristen Protestan, tetapi kebencian dan permusuhannya yang mendalam terhadap Islam dan Muslim, dan kemarahan serta kecenderungan kekerasannya berasal dari sayap kanan dan kecenderungan ekstremis yang diperoleh secara online, yang telah bergabung dengan semangat religiusnya yang sesat," kata Nazirudin.

Para pemimpin juga sepakat bahwa penahanan remaja berusia 16 tahun itu memperkuat kebutuhan masyarakat untuk menghormati perbedaan, dan untuk menjaga hubungan harmonis antarkomunitas dalam masyarakat multi-agama Singapura.

Nazirudin menambahkan bahwa ideologi ekstremis berkembang dari ketakutan, kecemasan, dan informasi yang salah yang dapat menyebar dengan mudah di platform, aplikasi, dan game online.

"Ideologi seperti itu memangsa mereka yang rentan dan kurang informasi, termasuk anak muda, dan merupakan ancaman yang harus dihadapi," kata Nazirudin. "Pesan tegas kami tentang rasa hormat dan kepedulian terhadap orang lain harus menjangkau kaum muda kami di komunitas kami dari mimbar, di ruang kelas, dan di rumah kami sendiri," imbuh dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)