Trump Lagi-lagi Tak Akui Hasil Pilpres AS: 'Kami Tidak Akan Pernah Menyerah'
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk kesekian kalinyamengeklaim bahwa musuh bebuyutan politiknya mencuri kemenangannya yang sah dalam pemilihan presiden (Pilpres) 3 November 2020. Dalam unjuk rasa di luar Gedung Putih, presiden menyatakan dia tidak akan pernah menyerah.
Trump menyampaikan sambutannya di depan kerumunan besar pendukung, banyak dari mereka berada di Washington untuk unjuk rasa "Save America" guna memprotes pilpres yang dia klaim terjadi pencurian suara darinya. (Baca: Dikira Prank, Telepon Trump ke Pejabat Georgia Ditolak 18 Kali )
"Kami tidak akan pernah menyerah, kami tidak akan pernah menyerah,” kata Presiden Trump, Rabu (6/1/2021) waktu Washington. "Anda tidak boleh mengakui jika ada pencurian.”
"Kami tidak akan tahan lagi," imbuh Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/1/2021).
Trump fokus pada statistik pemungutan suara, yang melihat dirinya menerima lebih banyak suara daripada petahana sebelumnya tetapi masih dikalahkan oleh rivalnya dari Partai Demokrat Joe Biden.
Presiden kemudian mengecam Partai Republik yang dia anggap lemah karen menolak untuk mendukung perang terhadap kecurangan pemilu bahkan setelah dia membantu beberapa dari anggota partai tersebut terpilih sebagai anggota parlemen.
Namun, dia memiliki kata-kata yang lebih keras untuk Partai Demokrat, dengan mencatat bahwa jika Biden yang dicurangi oleh kandidat presiden Partai Republik, massa akan menghancurkan bisnis kecil, seperti yang terjadi selama protes Black Lives Matter musim panas. (Baca juga: Seorang Dokter Menjadi Lumpuh setelah Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer )
Trump mengecam penghitungan suara yang dia sebut sangat korup dalam sejarah AS. Dia menyamakan lonjakan tiba-tiba dalam perolehan suara Biden pada malam penghitungan suara dengan "ledakan banteng", lalu mengejek para kandidat yang gagal termasuk Mitt Romney dan Hillary Clinton.
Pada satu titik, Trump memberi isyarat bahwa Wakil Presiden Mike Pence wajib menantang hasil Electoral College yang dimenangkan Biden.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Trump menyampaikan sambutannya di depan kerumunan besar pendukung, banyak dari mereka berada di Washington untuk unjuk rasa "Save America" guna memprotes pilpres yang dia klaim terjadi pencurian suara darinya. (Baca: Dikira Prank, Telepon Trump ke Pejabat Georgia Ditolak 18 Kali )
"Kami tidak akan pernah menyerah, kami tidak akan pernah menyerah,” kata Presiden Trump, Rabu (6/1/2021) waktu Washington. "Anda tidak boleh mengakui jika ada pencurian.”
"Kami tidak akan tahan lagi," imbuh Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/1/2021).
Trump fokus pada statistik pemungutan suara, yang melihat dirinya menerima lebih banyak suara daripada petahana sebelumnya tetapi masih dikalahkan oleh rivalnya dari Partai Demokrat Joe Biden.
Presiden kemudian mengecam Partai Republik yang dia anggap lemah karen menolak untuk mendukung perang terhadap kecurangan pemilu bahkan setelah dia membantu beberapa dari anggota partai tersebut terpilih sebagai anggota parlemen.
Namun, dia memiliki kata-kata yang lebih keras untuk Partai Demokrat, dengan mencatat bahwa jika Biden yang dicurangi oleh kandidat presiden Partai Republik, massa akan menghancurkan bisnis kecil, seperti yang terjadi selama protes Black Lives Matter musim panas. (Baca juga: Seorang Dokter Menjadi Lumpuh setelah Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer )
Trump mengecam penghitungan suara yang dia sebut sangat korup dalam sejarah AS. Dia menyamakan lonjakan tiba-tiba dalam perolehan suara Biden pada malam penghitungan suara dengan "ledakan banteng", lalu mengejek para kandidat yang gagal termasuk Mitt Romney dan Hillary Clinton.
Pada satu titik, Trump memberi isyarat bahwa Wakil Presiden Mike Pence wajib menantang hasil Electoral College yang dimenangkan Biden.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)