Inggris Mulai Babak Baru Kemandirian dari Uni Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inggris menyambut dimulainya babak baru dalam kisah nasional negara tersebut dengan dimulainya Brexit atau Inggris keluar dari Uni Eropa (UE).
Menurut pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta, perjanjian Brexit menciptakan hubungan baru antara Kerajaan Inggris Raya dan Uni Eropa, hubungan yang didasarkan pada perdagangan bebas dan kerjasama persahabatan diantara kedaulatan yang sederajat.
“Sekarang Kerajaan Inggris Raya akan memanfaatkan kebebasan otonominya yang baru. Ini adalah awal dari babak baru dalam kisah nasional kami. 2021 akan menjadi kesempatan kami untuk menunjukkan apa arti Global Britain kepada seluruh dunia: kesepakatan perdagangan dengan pasar baru yang berkembang pesat, menegaskan kembali diri kami sebagai negara dengan perdagangan yang liberal dan bebas; dan bertindak dengan pondasi moral yang kuat, sebagai kekuatan yang mendukung kebaikan di dunia,” ungkap pernyataan Kedubes Inggris di Jakarta.
Kedubes Inggris menambahkan, “Kami akan memiliki lebih banyak energi, waktu, dan kebebasan untuk berinteraksi dengan teman dan mitra kami di Asia. Abad ke-21 akan menjadi abad Asia, dan kita sekarang memiliki kapasitas lebih untuk membangun hubungan di kawasan ini, termasuk dengan Indonesia dan ASEAN.” (Baca Juga: Pandemi COVID-19, Begini Perayaan Malam Tahun Baru di Kota-kota Top Dunia)
“Sebagai negara yang benar-benar memiliki visi Global, kami akan tetap berkomitmen pada masalah-masalah penting saat ini dan memainkan peran kami dalam menciptakan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih aman untuk masa depan,” papar Kedubes Inggris. (Lihat Infografis: Antisipasi Covid-19, Jangan Keluar Rumah saat Malam Tahun Baru!)
Ini termasuk mendorong pemulihan dunia dari Covid-19 melalui kepemimpinan Inggris di G7; mengalokasikan dana kami secara tepat, dengan menjadi donor terbesar bagi mekanisme internasional untuk mendapatkan vaksin, terapi dan tes ke semua negara, Kerajaan Inggris Raya telah menyumbangkan seperlima dari total dana global melalui ACT-Accelerator; dan bekerja sama untuk memperkuat pemerintahan yang demokratis dan menetapkan kerangka-kerangka kerja internasional. (Lihat Video: Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Kakak dan Adik Tewas)
“Perjanjian ini hanyalah awal dari kemitraan baru Kerajaan Inggris Raya di Eropa, yang dibangun tidak hanya di atas ikatan persahabatan dan kerja sama, tetapi juga sebagai kedaulatan yang sederajat, dengan otonomi demokratis yang lebih besar, menyuarakan pendapat kami dengan jelas dan independen serta berbicara dan bertindak atas hal-hal yang penting bagi Kerajaan Inggris Raya,” ungkap Kedubes Inggris.
“Pada saat yang sama, dari peran kepemimpinan kami di NATO, hingga bekerja secara intensif dengan rekan-rekan Eropa kami dalam masalah-masalah seperti Iran dan Rusia, kami jelaskan disini bahwa keamanan Eropa dan dunia adalah juga keamanan Kerajaan Inggris Raya. Dalam dunia di abad kedua puluh satu yang multilateral, kita semua akan menjadi lebih aman dan sejahtera, apabila semua bangsa bekerjasama dan memainkan perannya sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama,” papar Kedubes Inggris.
Dengan keyakinan bahwa Kerajaan Inggris Raya dapat menjangkau dunia, Inggris adalah bangsa yang ambisius dengan ide-ide besar, didorong oleh ambisi baru, dan bertekad untuk mendapatkan kesempatan yang baru.
“Kami yakin kami bisa berdiri sendiri. Inggris adalah ekonomi terbesar ke-5 di dunia, pengekspor terbesar ke-5; eksportir jasa terbesar kedua. Inggris adalah tujuan Eropa Nomor 1 untuk masuknya investasi, dan bakat teknologi. 1/3 dari start-up Kecerdasan Buatan Eropa berbasis di sini; seperti halnya 7 dari 10 perusahaan start-up 'unicorn' Eropa,” ungkap Kedubes Inggris.
Di sektor Teknologi Finansial yang berkembang pesat, Inggris berada di urutan ke-3 secara global (setelah AS dan Cina). Di bidang pendidikan, Kerajaan Inggris Raya juga memiliki banyak hal untuk ditawarkan.
12% dari siswa internasional dunia mengenyam pendidikan di universitas di Inggris dan 4 dari 10 universitas terbaik dunia berada di Kerajaan Inggris Raya. Inggris juga memiliki industri kreatif yang berpengaruh dan besar, mulai dari musik, film, buku, dan video game Inggris memiliki pengaruh besar pada budaya global.
“Sekarang kami akan dapat menetapkan standar kami sendiri, melalui kerjasama dengan mitra-mitra dagang kami, untuk berinovasi dengan cara yang kami inginkan, menciptakan kerangka kerja baru di sektor-sektor yang dipimpin oleh Kerajaan Inggris Raya secara global, dari ilmu hayati hingga layanan keuangan, kecerdasan buatan, dan seterusnya,” ungkap Kedubes Inggris.
Kedubes Inggris menjelaskan, “Kami akan dapat memutuskan bagaimana dan di mana kami akan menumbuhkan pekerjaan baru dan harapan baru, termasuk dengan 'pelabuhan bebas' dan zona industri hijau baru. Kami akan dapat menghargai lanskap dan lingkungan sesuai dengan pilihan kami.”
“Kerajaan Inggris Raya akan menjadi pendukung global untuk perdagangan bebas, mendorong bisnis, mengurangi biaya bagi konsumen, dan membantu negara-negara di seluruh dunia mencapai kemandirian ekonomi yang sejati,” papar Kedubes Inggris.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Inggris-Jepang (CEPA), yang ditandatangani pada Oktober tahun ini, adalah penjanjian perdagangan besar pertama Inggris sebagai negara perdagangan yang independen.
Sekarang Inggris akan menindaklanjuti kesepakatan perdagangan dengan Australia, Selandia Baru, dan negara lainnya di dunia. Proses ini tengah berlangsung dengan 58 negara di seluruh dunia.
Dengan Indonesia, Inggris akan menyelesaikan Tinjauan Perdagangan Gabungan Inggris dengan Kementerian Perdagangan Indonesia pada awal 2021 dan berencana mengadakan dialog perdagangan secara berkala untuk melihat potensi kerjasama dan kemitraan yang secara ekonomi saling menguntungkan
Di AS, Inggris berharap dapat memperbarui kemitraan yang sangat berharga dan sudah berjalan cukup lama untuk mengatasi ancaman baru dan menjadi kekuatan untuk kebaikan di panggung dunia, memajukan kepentingan bersama, dari perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan.
Inggris adalah pemimpin global dalam mengambil tindakan iklim, menjadi ekonomi besar pertama yang secara hukum mengabadikan komitmen mencapai nol emisi karbon bersih pada 2050. Bersama Italia, Inggris menjadi tuan rumah COP26 untuk menggalang upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim.
Inggris berkomitmen pada hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental. Inggris telah menunjukkan fondasi moral warisan leluhur, dengan menetapkan rezim sanksi 'Magnitsky' Inggris, untuk meminta pertanggungjawaban kepada para pelanggar hak asasi manusia.
“Kami terus berkampanye secara global untuk kebebasan pers, bekerja dengan mitra seperti Indonesia, memperjuangkan pers yang bebas demi memperkuat perlindungan hak asasi manusia,” papar Kedubes Inggris.
“Kami akan selalu menjadi negara global yang bervisi ke luar, siap bekerja dengan mitra baru dan lama di seluruh dunia. Kami yakin 2021 adalah tahun pemulihan dan pembaruan,” pungkas Kedubes Inggris.
Menurut pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta, perjanjian Brexit menciptakan hubungan baru antara Kerajaan Inggris Raya dan Uni Eropa, hubungan yang didasarkan pada perdagangan bebas dan kerjasama persahabatan diantara kedaulatan yang sederajat.
“Sekarang Kerajaan Inggris Raya akan memanfaatkan kebebasan otonominya yang baru. Ini adalah awal dari babak baru dalam kisah nasional kami. 2021 akan menjadi kesempatan kami untuk menunjukkan apa arti Global Britain kepada seluruh dunia: kesepakatan perdagangan dengan pasar baru yang berkembang pesat, menegaskan kembali diri kami sebagai negara dengan perdagangan yang liberal dan bebas; dan bertindak dengan pondasi moral yang kuat, sebagai kekuatan yang mendukung kebaikan di dunia,” ungkap pernyataan Kedubes Inggris di Jakarta.
Kedubes Inggris menambahkan, “Kami akan memiliki lebih banyak energi, waktu, dan kebebasan untuk berinteraksi dengan teman dan mitra kami di Asia. Abad ke-21 akan menjadi abad Asia, dan kita sekarang memiliki kapasitas lebih untuk membangun hubungan di kawasan ini, termasuk dengan Indonesia dan ASEAN.” (Baca Juga: Pandemi COVID-19, Begini Perayaan Malam Tahun Baru di Kota-kota Top Dunia)
“Sebagai negara yang benar-benar memiliki visi Global, kami akan tetap berkomitmen pada masalah-masalah penting saat ini dan memainkan peran kami dalam menciptakan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih aman untuk masa depan,” papar Kedubes Inggris. (Lihat Infografis: Antisipasi Covid-19, Jangan Keluar Rumah saat Malam Tahun Baru!)
Ini termasuk mendorong pemulihan dunia dari Covid-19 melalui kepemimpinan Inggris di G7; mengalokasikan dana kami secara tepat, dengan menjadi donor terbesar bagi mekanisme internasional untuk mendapatkan vaksin, terapi dan tes ke semua negara, Kerajaan Inggris Raya telah menyumbangkan seperlima dari total dana global melalui ACT-Accelerator; dan bekerja sama untuk memperkuat pemerintahan yang demokratis dan menetapkan kerangka-kerangka kerja internasional. (Lihat Video: Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Kakak dan Adik Tewas)
“Perjanjian ini hanyalah awal dari kemitraan baru Kerajaan Inggris Raya di Eropa, yang dibangun tidak hanya di atas ikatan persahabatan dan kerja sama, tetapi juga sebagai kedaulatan yang sederajat, dengan otonomi demokratis yang lebih besar, menyuarakan pendapat kami dengan jelas dan independen serta berbicara dan bertindak atas hal-hal yang penting bagi Kerajaan Inggris Raya,” ungkap Kedubes Inggris.
“Pada saat yang sama, dari peran kepemimpinan kami di NATO, hingga bekerja secara intensif dengan rekan-rekan Eropa kami dalam masalah-masalah seperti Iran dan Rusia, kami jelaskan disini bahwa keamanan Eropa dan dunia adalah juga keamanan Kerajaan Inggris Raya. Dalam dunia di abad kedua puluh satu yang multilateral, kita semua akan menjadi lebih aman dan sejahtera, apabila semua bangsa bekerjasama dan memainkan perannya sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama,” papar Kedubes Inggris.
Dengan keyakinan bahwa Kerajaan Inggris Raya dapat menjangkau dunia, Inggris adalah bangsa yang ambisius dengan ide-ide besar, didorong oleh ambisi baru, dan bertekad untuk mendapatkan kesempatan yang baru.
“Kami yakin kami bisa berdiri sendiri. Inggris adalah ekonomi terbesar ke-5 di dunia, pengekspor terbesar ke-5; eksportir jasa terbesar kedua. Inggris adalah tujuan Eropa Nomor 1 untuk masuknya investasi, dan bakat teknologi. 1/3 dari start-up Kecerdasan Buatan Eropa berbasis di sini; seperti halnya 7 dari 10 perusahaan start-up 'unicorn' Eropa,” ungkap Kedubes Inggris.
Di sektor Teknologi Finansial yang berkembang pesat, Inggris berada di urutan ke-3 secara global (setelah AS dan Cina). Di bidang pendidikan, Kerajaan Inggris Raya juga memiliki banyak hal untuk ditawarkan.
12% dari siswa internasional dunia mengenyam pendidikan di universitas di Inggris dan 4 dari 10 universitas terbaik dunia berada di Kerajaan Inggris Raya. Inggris juga memiliki industri kreatif yang berpengaruh dan besar, mulai dari musik, film, buku, dan video game Inggris memiliki pengaruh besar pada budaya global.
“Sekarang kami akan dapat menetapkan standar kami sendiri, melalui kerjasama dengan mitra-mitra dagang kami, untuk berinovasi dengan cara yang kami inginkan, menciptakan kerangka kerja baru di sektor-sektor yang dipimpin oleh Kerajaan Inggris Raya secara global, dari ilmu hayati hingga layanan keuangan, kecerdasan buatan, dan seterusnya,” ungkap Kedubes Inggris.
Kedubes Inggris menjelaskan, “Kami akan dapat memutuskan bagaimana dan di mana kami akan menumbuhkan pekerjaan baru dan harapan baru, termasuk dengan 'pelabuhan bebas' dan zona industri hijau baru. Kami akan dapat menghargai lanskap dan lingkungan sesuai dengan pilihan kami.”
“Kerajaan Inggris Raya akan menjadi pendukung global untuk perdagangan bebas, mendorong bisnis, mengurangi biaya bagi konsumen, dan membantu negara-negara di seluruh dunia mencapai kemandirian ekonomi yang sejati,” papar Kedubes Inggris.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Inggris-Jepang (CEPA), yang ditandatangani pada Oktober tahun ini, adalah penjanjian perdagangan besar pertama Inggris sebagai negara perdagangan yang independen.
Sekarang Inggris akan menindaklanjuti kesepakatan perdagangan dengan Australia, Selandia Baru, dan negara lainnya di dunia. Proses ini tengah berlangsung dengan 58 negara di seluruh dunia.
Dengan Indonesia, Inggris akan menyelesaikan Tinjauan Perdagangan Gabungan Inggris dengan Kementerian Perdagangan Indonesia pada awal 2021 dan berencana mengadakan dialog perdagangan secara berkala untuk melihat potensi kerjasama dan kemitraan yang secara ekonomi saling menguntungkan
Di AS, Inggris berharap dapat memperbarui kemitraan yang sangat berharga dan sudah berjalan cukup lama untuk mengatasi ancaman baru dan menjadi kekuatan untuk kebaikan di panggung dunia, memajukan kepentingan bersama, dari perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan.
Inggris adalah pemimpin global dalam mengambil tindakan iklim, menjadi ekonomi besar pertama yang secara hukum mengabadikan komitmen mencapai nol emisi karbon bersih pada 2050. Bersama Italia, Inggris menjadi tuan rumah COP26 untuk menggalang upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim.
Inggris berkomitmen pada hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental. Inggris telah menunjukkan fondasi moral warisan leluhur, dengan menetapkan rezim sanksi 'Magnitsky' Inggris, untuk meminta pertanggungjawaban kepada para pelanggar hak asasi manusia.
“Kami terus berkampanye secara global untuk kebebasan pers, bekerja dengan mitra seperti Indonesia, memperjuangkan pers yang bebas demi memperkuat perlindungan hak asasi manusia,” papar Kedubes Inggris.
“Kami akan selalu menjadi negara global yang bervisi ke luar, siap bekerja dengan mitra baru dan lama di seluruh dunia. Kami yakin 2021 adalah tahun pemulihan dan pembaruan,” pungkas Kedubes Inggris.
(sya)