China Tidak akan Ubah Kebijakan di Xinjiang

Sabtu, 26 Desember 2020 - 23:00 WIB
loading...
China Tidak akan Ubah Kebijakan di Xinjiang
Ilustrasi
A A A
BEIJING - Seorang pejabat Partai Komunis China mengisyaratkan bahwa kemungkinan tidak akan ada kelonggaran dalam tindakan keras pemerintah di wilayah Xinjiang . Tetapi, dia mengatakan, fokus pemerintah China akan bergeser lebih ke menangani akar ekstremisme.

Kebijakan China di Xinjiang, rumah bagi orang Uighur dan kelompok etnis mayoritas Muslim lainnya, telah menjadi titik perpecahan utama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya atas dugaan pelanggaran HAM.

(Baca: Penasihat Keamanan AS: Sesuatu Mendekati Genosida di Xinjiang China )

"Kami tidak bisa berpuas diri saat ini, karena ancaman masih ada di luar sana," kata Xu Guixiang, wakil direktur jenderal departemen publisitas Partai Komunis Xinjiang, seperti dilansir Channel News Asia.

Para pengamat mengatakan, China telah menahan lebih dari satu juta orang di Xinjiang, memaksa banyak orang untuk melepaskan setidaknya unsur-unsur kepercayaan dan tradisi mereka. Pejabat China memuji keberhasilan upaya mereka untuk deradikalisasi penduduk dan memberikan pelatihan kerja, dengan mengatakan bahwa wilayah tersebut tidak pernah mengalami serangan teroris dalam empat tahun.

Xu tidak langsung menjawab apakah tindakan pengamanan akan dilonggarkan atau tidak, tetapi mengatakan bahwa empat tahun bebas terorisme tidak berarti tidak ada ancaman atau bahaya sama sekali.

Dia mengatakan, partainya sedang menjajaki cara untuk mencapai stabilitas berkelanjutan di daerah perbatasan multi-etnis seperti Xinjiang, sebuah wilayah di barat jauh China sekitar 2.400 km dari Beijing.

(Baca juga: Volkswagen: Tak Ada Kerja Paksa di Pabrik Xinjiang )

“Kita perlu memikirkan lebih banyak tentang masalah yang mengakar, termasuk landasan sosial dan tanah yang menimbulkan ekstremisme dan terorisme,” katanya.

Xu mengulangi penolakan keras Beijing terhadap dugaan kerja paksa, di mana lulusan pelatihan kejuruan diduga dipaksa bekerja di pabrik, baik di Xinjiang dan di tempat lain di China.

Dia mengatakan, bahwa 117 ribu orang telah bekerja di bagian lain China sejak 2014 melalui program yang memungkinkan mereka mengembangkan keterampilan dan meninggalkan pertanian untuk pekerjaan pabrik dengan bayaran lebih tinggi.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)