Digoyang Demo Berbulan-bulan, Pemimpin Belarusia Nyatakan Siap Mundur

Jum'at, 27 November 2020 - 23:02 WIB
loading...
Digoyang Demo Berbulan-bulan, Pemimpin Belarusia Nyatakan Siap Mundur
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan ia akan mundur sebagai presiden setelah konstitusi baru diadopsi. Foto/NBC News
A A A
MINSK - Presiden Belarusia , Alexander Lukashenko , mengatakan ia akan mundur sebagai presiden setelah konstitusi baru diadopsi. Ia bahkan mengusulkan pembatasan kekuasaan presiden sebagai bagian dari reformasi. Namun ia tidak memberikan batas waktu untuk langkah-langkah tersebut.

Kekuasaan Lukashenko digoyang aksi demonstrasi selama berbulan-bulan. Demonstran meminta ia untuk mundur sejak terpilih kembali dalam pemilihan presiden pada 9 Agustus lalu yang dianggap penuh dengan kecurangan.

Lukashenko mengeluarkan pernyataan tersebut sehari setelah Menteri Luar Negeri Rusia menyuruhnya untuk terus maju dengan reformasi konstitusi untuk meredakan krisis.



"Saya tidak akan bekerja sebagai presiden bersama Anda di bawah konstitusi baru," kata Lukashenko seperti dikutip Reuters dari kantor berita Belta, Jumat (27/11/2020).

Lukashenko mengatakan konstitusi saat ini perlu direformasi karena terlalu banyak kekuasaan terkonsentrasi di tangan presiden dan akan ada masalah jika dia menyerahkan kendali pemerintahan sekarang.

Ia membuat pernyataan itu di rumah sakit yang merawat pasien virus Corona, di mana dia mengenakan jas hazmat putih dan berbicara kepada pasien yang memakai masker wajah, tetapi tidak mengenakan sarung tangan.

Rusia, sekutu utamanya, telah secara terbuka mendukung niat Lukashenko untuk mereformasi konstitusi, tetapi tidak ada proposal yang terwujud karena kebuntuan politik antara Lukashenko dan lawan-lawannya terus berlanjut.

Para pengunjuk rasa menolak janji reformasi, menyebutnya sebagai taktik mengulur waktu.(Baca juga: Lukashenko Sebut AS Bangun Pusat Intelijen di Warsawa dan Kiev )

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Lukashenko pada hari Kamis untuk menghormati janji reformasi serta perjanjian lain yang tidak ditentukan yang dibuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan puncak di bulan September lalu.

Tindakan Lukashenko begitu tertutup untuk menghalangi setiap pentunjuk apa yang dilakukan oleh Rusia, yang dukungan politiknya sangat penting baginya agar tetap berkuasa, mendorongnya untuk melakukannya.(Baca juga: Lukashenko kepada Pompeo: Belarusia dan Rusia Akan Merespon Setiap Ancaman )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.140)