Lukashenko kepada Pompeo: Belarusia dan Rusia Akan Merespon Setiap Ancaman
loading...
A
A
A
MINSK - Belarusia dan Rusia siap untuk merespon secara bersama-sama setiap ancaman eksternal. Hal itu dikatakan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo lewat pembicaraan telepon.
Begitu bunyi laporan kantor berita Rusia mengutip media pemerintah Belarusia.
"Rusia tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarus. Pada saat yang sama, kedua negara tersebut siap untuk bersama-sama menanggapi ancaman eksternal yang muncul," kantor berita Rusia Interfax mengutip pernyataan televisi pemerintah Belarus, menjelaskan seruan tersebut.
"Menurut pendapat bersama, setelah kunjungan Pompeo Februari ke Minsk, situasinya telah berubah secara dramatis, tantangan baru telah muncul dan muncul," kata Interfax mengutip televisi pemerintah Belarusia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/10/2020).
Sementara itu para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera oposisi merah-putih berbaris di jalan-jalan Minsk pada hari Sabtu. Hal itu nampak dari rekaman yang diambil oleh media lokal.
Lukashenko terus memegang tampung kekuasaan di Belarusia meskipun dihantam gelombang aksi protes besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir yang memintanya untuk mundur. Ia kemungkinan akan menghadapi mogok nasional yang bisa dimulai pada Senin esok menyusul ultimatum yang diberikan oleh para pemimpin oposisi. Namun tampaknya Lukashenko tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengindahkan ultimatum itu dan mundur.(Baca juga: Pemimpin Oposisi Ultimatum Presiden Belarusia )
Aksi protes terhadap pemerintahannya yang telah berkuasa selama 26 tahun dimulai setelah kemenangan pemilu pada 9 Agustus lalu yang menurut lawan-lawannya penuh dengan kecurangan.
Lukashenko telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Barat dalam beberapa tahun terakhir dan Mike Pompeo telah melakukan perjalanan ke Belarus pada Februari lalu dalam upaya untuk "menormalkan" hubungan. Tetapi krisis setelah sengketa pemilu mendorong Lukashenko kembali lebih dekat ke sekutu tradisionalnya Rusia.
Washington sendiri telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Belarusia menyusul tindakan represif terhadap demonstrasi di Minsk dan di seluruh negera itu.(Baca juga: AS: Lukashenko Bukan Pemimpin Belarusia yang Sah )
Begitu bunyi laporan kantor berita Rusia mengutip media pemerintah Belarusia.
"Rusia tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarus. Pada saat yang sama, kedua negara tersebut siap untuk bersama-sama menanggapi ancaman eksternal yang muncul," kantor berita Rusia Interfax mengutip pernyataan televisi pemerintah Belarus, menjelaskan seruan tersebut.
"Menurut pendapat bersama, setelah kunjungan Pompeo Februari ke Minsk, situasinya telah berubah secara dramatis, tantangan baru telah muncul dan muncul," kata Interfax mengutip televisi pemerintah Belarusia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/10/2020).
Sementara itu para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera oposisi merah-putih berbaris di jalan-jalan Minsk pada hari Sabtu. Hal itu nampak dari rekaman yang diambil oleh media lokal.
Lukashenko terus memegang tampung kekuasaan di Belarusia meskipun dihantam gelombang aksi protes besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir yang memintanya untuk mundur. Ia kemungkinan akan menghadapi mogok nasional yang bisa dimulai pada Senin esok menyusul ultimatum yang diberikan oleh para pemimpin oposisi. Namun tampaknya Lukashenko tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengindahkan ultimatum itu dan mundur.(Baca juga: Pemimpin Oposisi Ultimatum Presiden Belarusia )
Aksi protes terhadap pemerintahannya yang telah berkuasa selama 26 tahun dimulai setelah kemenangan pemilu pada 9 Agustus lalu yang menurut lawan-lawannya penuh dengan kecurangan.
Lukashenko telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Barat dalam beberapa tahun terakhir dan Mike Pompeo telah melakukan perjalanan ke Belarus pada Februari lalu dalam upaya untuk "menormalkan" hubungan. Tetapi krisis setelah sengketa pemilu mendorong Lukashenko kembali lebih dekat ke sekutu tradisionalnya Rusia.
Washington sendiri telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Belarusia menyusul tindakan represif terhadap demonstrasi di Minsk dan di seluruh negera itu.(Baca juga: AS: Lukashenko Bukan Pemimpin Belarusia yang Sah )
(ber)