Pasukan Khusus Australia Diduga Bunuh 39 Tahanan Afghanistan
loading...
A
A
A
Sementara laporan itu dihapus secara besar-besaran, termasuk tuduhan bahwa personel pasukan khusus senior memerintahkan pembunuhan orang-orang Afghanistan yang tidak bersenjata.
"Ada informasi yang dapat dipercaya bahwa tentara junior diminta oleh komandan patroli mereka untuk menembak seorang tahanan, untuk mendapatkan pembunuhan pertama prajurit tersebut, dalam praktik yang dikenal sebagai 'blooding'," bunyi laporan itu.
"Begitu seseorang terbunuh, mereka yang diduga bertanggung jawab akan melakukan adegan perkelahian dengan senjata atau peralatan asing untuk membenarkan tindakan mereka," laporan itu menyimpulkan.(Baca juga: Sadisnya Pasukan Khusus Australia di Afghanistan: Tembak Kepala, Gorok Leher Warga )
Tindakan tersebut tidak segera terungkap karena apa yang disimpulkan oleh laporan itu sebagai budaya kerahasiaan dan kompartementalisasi di mana informasi disimpan dan dikendalikan dalam patroli.
Laporan Australia merekomendasikan Canberra untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban bahkan tanpa penuntutan yang berhasil.
Scott Morrison telah berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjelang laporan tersebut dirilis, kata sumber yang mengetahui percakapan tersebut.
Australia telah menempatkan pasukan di Afghanistan sejak 2002 sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS yang memerangi milisi Taliban.(Baca juga: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
Lihat Juga: Jaksa ICC Mengeluh Hadapi Serangan Skandal Seks saat Penyelidikan Kejahatan Perang Israel
"Ada informasi yang dapat dipercaya bahwa tentara junior diminta oleh komandan patroli mereka untuk menembak seorang tahanan, untuk mendapatkan pembunuhan pertama prajurit tersebut, dalam praktik yang dikenal sebagai 'blooding'," bunyi laporan itu.
"Begitu seseorang terbunuh, mereka yang diduga bertanggung jawab akan melakukan adegan perkelahian dengan senjata atau peralatan asing untuk membenarkan tindakan mereka," laporan itu menyimpulkan.(Baca juga: Sadisnya Pasukan Khusus Australia di Afghanistan: Tembak Kepala, Gorok Leher Warga )
Tindakan tersebut tidak segera terungkap karena apa yang disimpulkan oleh laporan itu sebagai budaya kerahasiaan dan kompartementalisasi di mana informasi disimpan dan dikendalikan dalam patroli.
Laporan Australia merekomendasikan Canberra untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban bahkan tanpa penuntutan yang berhasil.
Scott Morrison telah berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjelang laporan tersebut dirilis, kata sumber yang mengetahui percakapan tersebut.
Australia telah menempatkan pasukan di Afghanistan sejak 2002 sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS yang memerangi milisi Taliban.(Baca juga: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
Lihat Juga: Jaksa ICC Mengeluh Hadapi Serangan Skandal Seks saat Penyelidikan Kejahatan Perang Israel
(ber)