Joe Biden Menang, Angin Segar buat Aliansi AS-Korsel

Selasa, 10 November 2020 - 14:34 WIB
loading...
A A A
Pada awal 2019, Korsel dan AS dipaksa untuk menandatangani SMA yang mencakup hanya satu tahun, bukan lima tahun seperti biasanya di tengah ketidaksepakatan yang sedang berlangsung. Tapi kesepakatan jangka pendek itu, di mana Korsel setuju untuk membayar 8,2% lebih, atau sekitar USD920 juta per tahun, berakhir awal tahun ini tanpa kesepakatan baru.

Salah satu hasil paling nyata dari kegagalan dalam perundingan tersebut adalah sekitar 4.000 pekerja Korsel di pangkalan AS dicuti sebagai akibat dari kegagalan mencapai kesepakatan pada tenggat waktu 1 April.

Akhirnya para pekerja tersebut dapat kembali bekerja di bawah perjanjian stop-gap, tetapi kebuntuan yang sedang berlangsung menyebabkan Pasukan AS Korea memperingatkan pada bulan Oktober bahwa para pekerja tersebut dapat sekali lagi ditempatkan pada cuti tidak dibayar awal tahun depan jika tidak ada kesepakatan yang dibuat.

Seorang diplomat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas aliansi AS-Korsel, mengatakan perselisihan itu hampir selalu membayangi banyak diskusi kedua negara tentang masalah lain termasuk Korut dan China.

Pandangan Trump bahwa Korsel negara kaya, yang memiliki ekonomi lebih besar dari Australia, mengambil keuntungan dari AS saat bertemu di Seoul dengan persepsi bahwa Washington telah menjadi mitra transaksional dengan tuntutan yang tidak masuk akal.

Menjelang pemilu 3 November, Biden berjanji tidak akan menggunakan ancaman pengurangan jumlah pasukan AS di Korsel sebagai alat tawar-menawar.(Baca juga: Menunggu Peran Biden Sebagai Penyelamat )

"Sebagai Presiden, saya akan mendukung Korea Selatan, memperkuat aliansi kami untuk menjaga perdamaian di Asia Timur dan sekitarnya, daripada memeras Seoul dengan ancaman sembrono untuk menarik pasukan kami," tulis Biden dalam opini yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diterbitkan pada 30 Oktober oleh kantor berita Korsel, Yonhap.

Cho Tae-yong, mantan wakil penasehat keamanan nasional yang bekerja dengan banyak pembantu Biden, mengatakan masalah seputar pasukan AS dan biaya mereka akan "secara substansial" diselesaikan di bawah Biden.

"Kemenangan Biden adalah sumber kelegaan jika menyangkut masalah aliansi," katanya.
(ber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0714 seconds (0.1#10.140)