Debat Bukan Jadi Penentu Kemenangan pada Pemilu AS

Rabu, 21 Oktober 2020 - 10:15 WIB
loading...
A A A
Jika dihitung secara menyeluruh, jumlah pencoblos yang mengikuti pencoblosan awal mencapai 20% dari total 136 juta warga AS yang berhak mencoblos. Di Georgia, sedikitnya 1,45 juta warga telah datang ke TPS, naik sekitar 152% dibandingkan pencoblosan awal selama Pilpres 2016.

Pencoblosan awal kini juga tersedia di 50 negara bagian dengan tanggal mulai yang berbeda-beda. Negara bagian yang netral—tidak didominasi Republik ataupun Demokrat—kemungkinan akan diakhirkan. Nevada juga mulai membuka akses pencoblosan awal Sabtu (17/10) waktu lokal dengan jumlah pencoblos mencapai 17.800 orang.

“Satu TPS di North Las Vegas agak telat dibukanya karena mengalami masalah teknis,” kata juru bicara Clark County, Dan Kulin, dikutip CNN. Akibatnya, warga yang datang ke TPS harus mengantre dan menunggu berjam-jam. Florida yang terdiri atas 52 wilayah dan 67 county juga mulai menggelar pencoblosan awal. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)

Sejauh ini di Florida, lebih dari 2,4 juta suara dikirim via email. Bandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mencapai 261.000 suara. Dari 2,4 juta suara itu, sebanyak 30% adalah pendukung Republik, 49% Demokrat, dan 20% tidak memiliki afiliasi politik. Saat ini, tingkat keunggulan Demokrat sangat tipis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Presiden Donald Trump yang kembali mencalonkan diri menjadi presiden, juga mendesak warga AS untuk mengikuti pencoblosan awal. Begitu pun dengan lawan politiknya, Joe Biden. “Pencoblosan awal telah di buka. Silakan keluar rumah dan berikan suara kalian,” ujar Trump, saat menggelar kampanye di Carson City, Nevada.

Biden juga tidak mau kalah. Dia mengimbau para pendukungnya untuk melanjutkan momentum keunggulan Demokrat dan tidak kendur terhadap gertakan Republik. “Kita tidak boleh membiarkan gelembung ini kempes. Kalian semua tidak perlu menunggu sampai November, karena kalian dapat memberikan suara kalian hari ini,” kata Biden. (Baca juga: Refly Harun Mengaku Menunggu Habib Rizieq Pulang)

Sebelumnya, U.S. Elections Project menyatakan pencoblosan awal tahun ini diprediksi lebih besar daripada tahun 2016 menyusul adanya wabah Covid-19. Selain itu, pencoblosan tahun ini lebih mudah karena dapat dikirim melalui e-mail dan dibayangi berbagai isu mendesak. Mereka menilai ini akan mencetak rekor baru yang lebih tinggi.

Sebagai pembanding, pada 16 Oktober 2016, hanya 1,4 juta warga AS yang mengikuti pencoblosan awal. U.S. Elections Project menyatakan jumlah suara yang masuk dalam pencoblosan awal mengalami peningkatan di beberapa negara bagian, terutama di Minnesota, South Dakota, Vermont, Virginia, dan Wisconsin yang naik sebesar 20%.

Warga AS, Emolio Alvarado, mengaku biasanya menghabiskan banyak waktu sebelum dapat menentukan presiden pilihannya dan hanya melakukan pencoblosan mendekati hari H. Namun, tahun ini, pendukung Republik itu bergerak lebih cepat tiga Minggu dari biasanya dan mengikuti pencoblosan awal di sebuah mal di Phoenix.

“Saya ingin suara saya dihitung. Pilpres tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Saya merasa cemas,” ujar lelaki berusia 47 tahun itu, yang kini beralih mendukung Demokrat. Di Arizona, salah satu kawasan yang krusial, pencoblosan awal digelar sejak akhir pekan lalu. Antusiasme masyarakatnya juga tinggi, tapi mereka memiliki ketakutan serupa. (Baca juga: Rusia Siap Bekukan Semua Hulu Ledak Nuklirnya)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)