Hadiah Nobel Perdamaian Jatuh ke Pelukan Program Pangan Dunia

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 17:48 WIB
loading...
Hadiah Nobel Perdamaian Jatuh ke Pelukan Program Pangan Dunia
Program Pangan Dunia (WFP) raih Hadian Nobel Perdamaian 2020. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
OSLO - Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini jatuh ke pelukan Program Pangan Dunia (WFP) atas upayanya untuk memerangi kelaparan dan kontribusinya dalam memperbaiki kondisi perdamaian di daerah yang terkena konflik.

Penghargaan prestise itu menjadi pengakuan atas tindakan WFP sebagai motor penggerak dalam upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan konflik.

Badan PBB yang berbasis di Roma mengatakan bahwa lembaga itu telah membantu puluhan juta orang di sekitar 88 negara setiap tahun, dan satu dari sembilan orang di seluruh dunia masih kekurangan makanan.

Kepala WFP, David Beasley, mengatakan dia tidak bisa berkata-kata atas penghargaan tersebut.

"Saya pikir ini pertama kalinya dalam hidup saya tanpa kata-kata," ujarnya.

"Saya sangat terkejut dan terkejut," imbuhnya seperti dilansir dari Sky News, Jumat (9/10/2020).

Agensi itu men-tweet bahwa mereka sangat tersanjung oleh penghargaan tersebut. Mereka mengatakan penghargaan itu adalah pengakuan atas pekerjaan staf WFP yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk membawa makanan dan bantuan kepada lebih dari 100 juta anak-anak yang kelaparan, para wanita dan pria di seluruh dunia.

Komite Nobel Norwegia mengumumkan pemenang penghargaan yang didambakan dalam sebuah upacara pada hari Jumat di Oslo, Norwegia.

Ada 318 kandidat - 211 individu dan 107 organisasi - dinominasikan untuk penghargaan tersebut.

Para nomitor termasuk remaja juru kampanye perubahan iklim Greta Thunberg, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aktivis Arab Saudi Loujain al Hathloul.

Ketua Komite Nobel, Berit Reiss-Andersen mengatakan, ingin mengalihkan pandangan dunia ke jutaan orang yang menderita atau menghadapi ancaman kelaparan tahun ini.

"Program Pangan Dunia memainkan peran kunci dalam kerja sama multilateral dalam menjadikan ketahanan pangan sebagai instrumen perdamaian," katanya.

"Program itu setiap hari berkontribusi untuk memajukan persaudaraan negara-negara yang disebutkan dalam surat wasiat Alfred Nobel," ia menambahkan.

Bersamaan dengan penghargaan prestise yang luar biasa, Hadiah Nobel Perdamaian juga memberikan uang tunai sekira Rp16 miliar dan medali emas.

Penghargaan ini akan dibagikan pada upacara di Ibu Kota Norwegia pada 10 Desember sekaligus memperingati kematian pendiri hadiah Alfred Nobel.

Upacara tahun ini akan diperkecil karena pandemi virus Corona.

Komite tersebut mengatakan wabah Covid-19 telah menambah kelaparan yang dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia dan meminta pemerintah untuk memastikan WFP dan organisasi bantuan lainnya menerima dukungan keuangan yang diperlukan untuk memberi makan mereka.

"Kebutuhan akan solidaritas internasional dan kerja sama multilateral lebih mencolok dari sebelumnya," tambah Reiss-Andersen.

Pada hari Kamis, Komite Nobel memberikan penghargaan untuk sastra kepada penyair Amerika Serikat (AS) Louise Gluck untuk karyanya yang jujur dan tanpa kompromi.(Baca juga: Penyair AS Raih Nobel Bidang Sastra )

Hadiah Nobel Kimia pada hari Rabu dimenangkan bersama oleh dua wanita - Profesor Emmanuelle Charpentier dan Profesor Jennifer Doudna - untuk pekerjaan mereka mengembangkan alat pengeditan gen yang kuat.

Ilmuwan Inggris Sir Roger Penrose, bersama ilmuwan Jerman Reinhard Genzel dan AS Andrea Ghez, dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada hari Selasa untuk penemuan mereka dalam memahami misteri lubang hitam kosmik.(Baca juga: Tiga Penemu Lubang Hitam Raih Penghargaan Nobel Fisika 2020 )

Seorang warga Inggris juga termasuk di antara tiga ilmuwan yang turut dianugerahi Hadiah Nobel bidang fisiologi dan pengobatan penemuan virus hepatitis C.(Baca juga: Penemu Virus Hepatitis C Raih Nobel Bidang Kesehatan )

Michael Houghton, bersama dengan warga AS Harvey Alter dan Charles Rice, diberi penghargaan atas pekerjaan mereka yang mengidentifikasi virus pada tahun 1989.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1696 seconds (0.1#10.140)