Siapakah Muhammad Yunus? Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh yang Pernah Mendapatkan Nobel

Rabu, 07 Agustus 2024 - 20:05 WIB
loading...
Siapakah Muhammad Yunus?...
Muhammad Yunus ditunjuk sebagai pemimpin pemerintahan sementara Bangladesh. Foto/EPA
A A A
DHAKA - Muhammad Yunus , 84, akan memimpin pemerintahan sementara setelah penggulingan perdana menteri negara Asia Selatan tersebut dan pembubaran parlemen.

Yunus adalah seorang wirausahawan sosial dan bankir yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2006 atas pekerjaan perintisnya di bidang keuangan mikro yang membantu mengurangi kemiskinan di Bangladesh dan diadopsi secara luas di seluruh dunia.

Siapakah Muhammad Yunus? Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh yang Pernah Mendapatkan Nobel

1. Kritikus Sheikh Hasina

Siapakah Muhammad Yunus? Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh yang Pernah Mendapatkan Nobel

Foto/EPA

Ia juga merupakan kritikus lama mantan perdana menteri Sheikh Hasina, yang mengundurkan diri awal minggu ini dan meninggalkan negara itu setelah bertahun-tahun pemerintahan yang semakin otoriter.

Kepergiannya membawa kegembiraan bagi gerakan mahasiswa yang memaksanya keluar – tetapi juga beberapa kekhawatiran tentang apakah militer akan turun tangan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan.

Seorang sumber mengatakan kepada CNN minggu ini bahwa Yunus berada di Prancis untuk menjalani prosedur medis kecil – tetapi akan segera kembali ke Bangladesh untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin sementara.

Kelompok Students Against Discrimination juga mengonfirmasi kepulangannya, dengan mengatakan kepada CNN melalui pesan teks: “Kami sangat senang untuk mengatakan bahwa Dr. Yunus telah setuju untuk menerima tantangan ini demi menyelamatkan Bangladesh sesuai permintaan mahasiswa kami.”

2. Pilih Membantu Sesama Dibandingkan dengan Sekadar Mengajar

Siapakah Muhammad Yunus? Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh yang Pernah Mendapatkan Nobel

Foto/EPA

Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di tenggara Bangladesh, menurut profilnya di situs web Hadiah Nobel.

Ia belajar di Universitas Dhaka, sebelum menerima beasiswa Fulbright yang bergengsi untuk kuliah di Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat, tempat ia menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi.

Pada tahun 1972, setahun setelah Bangladesh merdeka dari Pakistan, ia kembali untuk mengajar di Universitas Chittagong.

Namun bencana segera melanda. Kelaparan parah melanda negara itu pada tahun 1974, menewaskan sekitar 1,5 juta orang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2548 seconds (0.1#10.140)