Armenia Tuduh Azerbaijan Gempur Katedral Bersejarah di Nagorno-Karabakh

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 10:16 WIB
loading...
A A A
Terlepas dari seruan internasional untuk tenang, pertempuran terus berlanjut dengan artileri berat, pesawat tempur, dan drone.

Konflik telah memanas sejak akhir 1980-an, ketika Azerbaijan dan Armenia berperang memperebutkan wilayah yang disengketakan di tengah runtuhnya Uni Soviet. (Baca juga: Putin Serukan Diakhirinya Perang Armenia vs Azerbaijan di Nagorno-Karabakh )

Pasukan Armenia yang didominasi Kristen telah menguasai wilayah itu selama beberapa dekade, tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui wilayah itu sebagai milik Azerbaijan yang didominasi Muslim.

Turki mendukung Azerbaijan dalam konflik tersebut, sedangkan Rusia mendukung Armenia.

Mediator internasional dijadwalkan bertemu di Jenewa pada Kamis kemarin dalam upaya untuk menghentikan konflik yang meningkat. Namun ekspektasi terobosan pada pertemuan tertutup itu rendah.

Ibu kota yang disengketakan di kawasan itu, Stepanakert, juga menjadi sasaran serangan pada Kamis. Pada hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia ke Moskow untuk ikut serta dalam pembicaraan pada hari Jumat. Ini terjadi setelah panggilan antara ketiga pemimpin.

"Menyusul serangkaian diskusi telepon antara Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Rusia menyerukan penghentian tindakan militer dalam konflik Nagorno-Karabakh," kata Kremlin dalam sebuah peryataan.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1912 seconds (0.1#10.140)