Mattis: China Ingkar Janji dengan Militerisasi Laut China Selatan

Kamis, 17 September 2020 - 00:00 WIB
loading...
A A A
Tetapi China telah membangun pulau-pulau buatan di perairan dan memasang sistem rudal dan landasan pendaratan untuk jet tempur dan pesawat pembom di Spratly. Kementerian Pertahanan China menyebutnya "fasilitas militer yang diperlukan", sementara media pemerintah China mengatakan fasilitas itu sah karena berada dalam kedaulatan China.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang kaya sumber energi, yang dilalui kapal perdagangan senilai sekitar USD3 triliun setiap tahun. Namun, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei juga memiliki klaim yang saling tumpah tindih di
kawasan tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo pada Juli menolak klaim China atas Laut China Selatan, sejalan dengan putusan pengadilan 2016 di Den Haag yang tidak diakui oleh Beijing. (Baca: Pompeo kepada ASEAN: Jangan Biarkan Partai Komunis China Menginjak-injak Kita )

Menurut buku itu, Mattis memberi tahu Wei: “Kami ingin Anda bermain sesuai aturan. Tapi intinya adalah; bagaimana kita akan mengelola perbedaan kita ketika dua negara adidaya bersenjata nuklir saling menginjak kaki? Itulah pertanyaan mendasar dari zaman ini. Dan seluruh dunia sedang menonton."

Dia juga merujuk pada dua perang dunia yang terjadi pada abad lalu; “Apakah kita akan menjadi sebodoh orang Eropa, dan dua kali pada abad ke-20 membakar dunia? Atau kita tidak akan melakukan itu?."

Mattis melanjutkan; “Lihat jika Anda ingin bertarung, saya akan bertarung. Saya akan melawan siapa pun. Saya akan melawan Kanada, oke. Tapi saya sudah muak bertengkar. Saya telah menulis cukup banyak surat untuk Ibu. Saya tidak perlu menulis lagi. Dan Anda juga tidak perlu menulisnya."

Menurut Woodward, jenderal AS ingin Wei tahu bahwa perang akan menjadi "luar biasa keras" terhadap China, yang perwira militernya tidak terlibat dalam konflik besar sejak perang dengan Vietnam pada 1979.

"Saya akan memberitahu Anda," kata Mattis kepada Wei. "Negara yang paling ingin saya lawan adalah negara yang seluruh korps perwira belum pernah mendengar tembakan ke arah mereka."

"Perang sangat berbeda dari pelatihan sehingga gelombang kejut akan melewatinya. Saya punya—mungkin 80 persen petugas saya telah ditembak dalam satu atau lain bentuk. Tapi saya memilih untuk tidak membuat mereka mengalami perang lagi."

Tanggapan Wei atas komentar ini tidak disertakan dalam buku Woodward. (Baca juga: Konflik Laut China Selatan, China Utus Menhan Wei Temui Prabowo )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1072 seconds (0.1#10.140)