Mattis: China Ingkar Janji dengan Militerisasi Laut China Selatan

Kamis, 17 September 2020 - 00:00 WIB
loading...
Mattis: China Ingkar...
Kawasan Laut China Selatan yang jadi sengketa antara China dan beberapa negara Asia lainnya. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Sebulan sebelum mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis menuduh China melanggar janjinya untuk tidak memiliterisasi Laut China Selatan yang disengketakan. Saat jadi bos Pentagon, dia juga memperingatkan
konsekuensi serius yang dihadapi Beijing jika berusaha menjadi pemain dominan diPasifik.

Testimoni Mattis itu muncul di buku baru jurnalis ternama Bob Woodward yang dirilis pada hari Selasa (15/9/2020). Buku berjudul "Rage" tersebut berisi tentang pemerintahan Donald Trump, yang ditulis berdasarkan wawancara dengan banyak orang, termasuk Trump. (Baca: Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS )

Buku itu mencakup detail langka pembicaraan pribadi antara Mattis dan Menteri PertahananChina Wei Fenghe pada 8 November 2018 selama perjalanan Wei ke Amerika Serikat.Ketegangan meningkat antara Washington dan Beijing terkait pengenaan tarif perdagangan dan krisis Laut China Selatan ketika Mattis dan Wei bertemu untuk ketiga kalinya dalam enam bulan.

Mattis yang mengundurkan diri dari menteri pertahanan AS pada Januari 2019 telah mengatakan pada bulan Juni bahwa militer kedua negara perlu bertindak sebagai kekuatan yang menstabilkan saat suhu politik yang telah meningkat. Tiga bulan kemudian, sebuah kapal perusak China hampir bertabrakan dengan kapal perang AS di perairan yang disengketakan di lepas pantai Kepulauan Spratly. Amerika mengatakan kapal China itu berada dalam jarak 41 meter (45 yard) dari kapal perang AS, sementara China mengklaim USS Decatur telah berkelana ke perairannya.

Selama kunjungan 2018, menurut buku Woodward, Mattis membawa menteri pertahanan China ke Gunung Vernon, tanah bersejarah presiden pertama Amerika George Washington. Di sana, dia memberi tahu Wei bahwa China harus bermain sesuai aturan, dan bahwa AS tidak takut berperang jika perlu. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )

"Tidak ada satu negara pun yang akan mendominasi Pasifik," kata Mattis pada Wei dalam buku tersebut yang dikutip South China Morning Post, Rabu (16/9/2020).

"Sejarah sangat 100 persen menarik di atasnya. Jika Anda pikir Anda akan mengambil alih Pasifik, Anda hanya akan menjadi orang keempat yang berpikir demikian," katanya, mengacu pada kolonialis Eropa, kekuatan fasis dan militeris, dan komunis Soviet yang telah mencoba melakukannya.

Wei rupanya memberi tahu Mattis bahwa dia telah kecewa pada Mei ketika China tidak diundang untuk ambil bagian dalam Rim of the Pacific (Rimpac), sebuah latihan militer yang diadakan dua tahun sekali di Hawaii. China juga tidak ikut serta dalam latihan
multinasional tahun ini.

Jenderal AS itu menjawab bahwa China telah melanggar janji 2015 untuk tidak memiliterisasi rantai Spratly, dan bahwa militerisasi pulau-pulau itu telah melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang ditandatangani China tetapi AS tidak
meratifikasinya. (Baca: Debat di Radio, Indonesia Usir Kapal Coast Guard China dari Perairan Natuna )

Ketika Presiden Xi Jinping mengunjungi AS pada 2015, dia mengatakan kedua negara memiliki banyak kepentingan yang sama di Laut China Selatan dan bahwa aktivitas konstruksi China di Spratly tidak menargetkan atau berdampak pada negara mana pun. Xi
juga mengatakan bahwa China tidak berniat untuk mengejar militerisasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1337 seconds (0.1#10.140)