Mahasiswi Ini Dipaksa Tutupi Payudaranya di Museum Lukisan Wanita Telanjang
loading...
A
A
A
PARIS - Seorang mahasiswi dipaksa untuk menutupi payudaranya saat dia mengunjungi museum seni Paris yang penuh dengan lukisan dan patung wanita telanjang.
Jeanne, yang menolak untuk memberikan nama belakangnya, mengenakan gaun dengan garis leher yang menjuntai ketika dia mengatakan seorang penjaga keamanan membuat perintah yang mempermalukannya di Musée d'Orsay.
Mahasiswi 22 tahun itu mengklaim para staf pria terlihat menatap payudaranya ketika mereka mengelilinginya saat dia berdiri dalam antrean pada hari yang panas di Paris, Prancis .
Dia menggambarkan apa yang dia alami sebagai "diskriminasi seksis" berdasarkan tubuh dan pakaiannya. Dia mengatakan bahwa dirinya diberitahu untuk "tenang" dan tidak diizinkan memasuki museum sampai dia mengenakan jaket yang menutupi gaunnya dan juga menutupi dadanya. (Baca: Trump Kaim Kim Jong-un Perlihatkan Kepala Paman usai Mengeksekusinya )
Dia mem-posting foto pakaiannya di Twitter dan menggambarkan insiden pada hari Rabu itu dalam surat terbuka yang di-posting di Facebook. Hal itu membuat pihak museum meminta maaf.
"Saya adalah korban, di depan seorang saksi, diskriminasi seksis berdasarkan fisik dan pakaian saya di pintu masuk Museum Nasional Orsay," katanya.
"Di dalam; lukisan wanita telanjang, patung wanita telanjang," ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Kamis.
"Saya bukan hanya payudara saya, saya bukan hanya tubuh, standar ganda Anda seharusnya tidak menjadi penghalang bagi hak saya untuk mengakses budaya dan pengetahuan," ujarnya.
Jeanne, yang baru saja makan siang di Le Meurice—sebuah hotel bintang lima—di mana dia mengenakan gaun itu, yang katanya dia beli di toko barang bekas. (Baca: Al-Qur'an Kembali Dibakar di Swedia, Turki Jengkel )
"Ini bukan masalah di sana," katanya."Saya memakainya sepanjang musim panas. Saya merasa nyaman mengenakannya dan ini cantik."
Jeanne dan seorang temannya tiba di Orsay, yang menyimpan harta karun seni termasuk koleksi mahakarya Impresionis terbesar di dunia, sekitar pukul 16.00.
"Sesampainya di pintu masuk museum, saya tidak punya waktu untuk mengeluarkan tiket saya, karena pemandangan payudara saya dan arak-arakan saya yang compang-camping mengejutkan seorang agen yang bertanggung jawab mengendalikan reservasi," tulis dia media sosial.
Pejabat itu mengatakan; "Tidak mungkin, itu tidak akan berhasil". Jeanne lantas menyadari bahwa masalahnya adalah di belahan dadanya.
"Mereka menatap payudara saya dengan mencolok. Saya menghadapi lingkaran orang yang mengadili saya atas penampilan saya," katanya.
Jeanne sangat marah karena temannya mengenakan atasan yang menunjukkan pusarnya, dan tidak ada yang mengganggunya.
Jeanne berkata bahwa penjaga keamanan memberitahunya; "Pakai jaket Anda, jadi saya akan mengizinkan Anda masuk. Di dalam museum, Anda lakukan apa yang Anda inginkan, lepaskan jika Anda mau. Saya memahami Anda, tapi ini aturannya."
Jeane tidak percaya aturan seperti itu ada, tapi tetap memakai jaketnya untuk menghindari keributan.
Pengelola Museum Orsay, yang terletak di stasiun kereta api tua di tepi kiri Sungai Seine, di seberang Louvre, mengatakan; "(Kami) sangat menyesali insiden ini".
Pihak museum meminta maaf kepada Jeanne dan mengatakan seorang resepsionis telah diajak bicara tentang perilakunya. (Baca juga: Gadis 17 Tahun Diperkosa 4 Pria hingga Tewas, Diperkosa Lagi oleh 7 Pria )
Di situsnya, Orsay mencantumkan pedoman bagi pengunjung. Aturan tersebut menyatakan bahwa mengenakan pakaian yang rentan mengganggu ketenangan dapat mengakibatkan pengunjung dilarang masuk.
Namun pedoman tersebut tidak memberikan contoh pakaian yang bisa "mengganggu ketenangan".
Banyak pengguna Twitter membela Jeanne saat tweet-nya menjadi viral, dengan satu tulisan berbunyi; "Negara ini suka memberi tahu wanita apa yang harus dikenakan."
Jeanne menjawab; "Ya, mereka melakukannya."
Lukisan terkenal wanita telanjang di Orsay termasuk "L'Origine du Monde' (1866) karya Gustave Courbet's, yang merupakan close-up dari vagina, perut dan payudara wanita, serta "Olympia" (1863) karya Édouard Manet dan "The Source" (1856) karya Jean Auguste Dominique Ingres’s.
Jeanne, yang menolak untuk memberikan nama belakangnya, mengenakan gaun dengan garis leher yang menjuntai ketika dia mengatakan seorang penjaga keamanan membuat perintah yang mempermalukannya di Musée d'Orsay.
Mahasiswi 22 tahun itu mengklaim para staf pria terlihat menatap payudaranya ketika mereka mengelilinginya saat dia berdiri dalam antrean pada hari yang panas di Paris, Prancis .
Dia menggambarkan apa yang dia alami sebagai "diskriminasi seksis" berdasarkan tubuh dan pakaiannya. Dia mengatakan bahwa dirinya diberitahu untuk "tenang" dan tidak diizinkan memasuki museum sampai dia mengenakan jaket yang menutupi gaunnya dan juga menutupi dadanya. (Baca: Trump Kaim Kim Jong-un Perlihatkan Kepala Paman usai Mengeksekusinya )
Dia mem-posting foto pakaiannya di Twitter dan menggambarkan insiden pada hari Rabu itu dalam surat terbuka yang di-posting di Facebook. Hal itu membuat pihak museum meminta maaf.
"Saya adalah korban, di depan seorang saksi, diskriminasi seksis berdasarkan fisik dan pakaian saya di pintu masuk Museum Nasional Orsay," katanya.
"Di dalam; lukisan wanita telanjang, patung wanita telanjang," ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Kamis.
"Saya bukan hanya payudara saya, saya bukan hanya tubuh, standar ganda Anda seharusnya tidak menjadi penghalang bagi hak saya untuk mengakses budaya dan pengetahuan," ujarnya.
Jeanne, yang baru saja makan siang di Le Meurice—sebuah hotel bintang lima—di mana dia mengenakan gaun itu, yang katanya dia beli di toko barang bekas. (Baca: Al-Qur'an Kembali Dibakar di Swedia, Turki Jengkel )
"Ini bukan masalah di sana," katanya."Saya memakainya sepanjang musim panas. Saya merasa nyaman mengenakannya dan ini cantik."
Jeanne dan seorang temannya tiba di Orsay, yang menyimpan harta karun seni termasuk koleksi mahakarya Impresionis terbesar di dunia, sekitar pukul 16.00.
"Sesampainya di pintu masuk museum, saya tidak punya waktu untuk mengeluarkan tiket saya, karena pemandangan payudara saya dan arak-arakan saya yang compang-camping mengejutkan seorang agen yang bertanggung jawab mengendalikan reservasi," tulis dia media sosial.
Pejabat itu mengatakan; "Tidak mungkin, itu tidak akan berhasil". Jeanne lantas menyadari bahwa masalahnya adalah di belahan dadanya.
"Mereka menatap payudara saya dengan mencolok. Saya menghadapi lingkaran orang yang mengadili saya atas penampilan saya," katanya.
Jeanne sangat marah karena temannya mengenakan atasan yang menunjukkan pusarnya, dan tidak ada yang mengganggunya.
Jeanne berkata bahwa penjaga keamanan memberitahunya; "Pakai jaket Anda, jadi saya akan mengizinkan Anda masuk. Di dalam museum, Anda lakukan apa yang Anda inginkan, lepaskan jika Anda mau. Saya memahami Anda, tapi ini aturannya."
Jeane tidak percaya aturan seperti itu ada, tapi tetap memakai jaketnya untuk menghindari keributan.
Pengelola Museum Orsay, yang terletak di stasiun kereta api tua di tepi kiri Sungai Seine, di seberang Louvre, mengatakan; "(Kami) sangat menyesali insiden ini".
Pihak museum meminta maaf kepada Jeanne dan mengatakan seorang resepsionis telah diajak bicara tentang perilakunya. (Baca juga: Gadis 17 Tahun Diperkosa 4 Pria hingga Tewas, Diperkosa Lagi oleh 7 Pria )
Di situsnya, Orsay mencantumkan pedoman bagi pengunjung. Aturan tersebut menyatakan bahwa mengenakan pakaian yang rentan mengganggu ketenangan dapat mengakibatkan pengunjung dilarang masuk.
Namun pedoman tersebut tidak memberikan contoh pakaian yang bisa "mengganggu ketenangan".
Banyak pengguna Twitter membela Jeanne saat tweet-nya menjadi viral, dengan satu tulisan berbunyi; "Negara ini suka memberi tahu wanita apa yang harus dikenakan."
Jeanne menjawab; "Ya, mereka melakukannya."
Lukisan terkenal wanita telanjang di Orsay termasuk "L'Origine du Monde' (1866) karya Gustave Courbet's, yang merupakan close-up dari vagina, perut dan payudara wanita, serta "Olympia" (1863) karya Édouard Manet dan "The Source" (1856) karya Jean Auguste Dominique Ingres’s.
(min)