Gertak India, China Dilaporkan Kerahkan 50.000 Tentara, 150 Jet Tempur dan Rudal

Jum'at, 11 September 2020 - 12:09 WIB
loading...
Gertak India, China Dilaporkan Kerahkan 50.000 Tentara, 150 Jet Tempur dan Rudal
Konvoi Angkatan Darat India bergerak di sepanjang jalan raya menuju ke Ladakh, di Gagangeer di distrik Ganderbal Kashmir, 18 Juni 2020. Foto/REUTERS/Danish Ismail
A A A
NEW DELHI - China dilaporkan mengerahkan 50.000 tentara bersama dengan 150 jet tempur dan rudal surface-to-air (SAM) ke wilayah yang dekat dengan perbatasan yang disengketakan dengan India .

Langkah Beijing ini untuk menggertak New Delhi setelah sengketa wilayah perbatasan kembali memanas. Kedua pasukan sebelumnya terlibat konfrontasi di wilayah Ladakh, di mana militer India melepaskan tembakan peringatan. (Baca: Sengketa Memanas, China Tuduh Tentara India Lepaskan Tembakan )

Menurut para ahli pertahanan India, New Delhi benar-benar siap untuk menghadapi segala kemungkinan, dengan angkatan bersenjata mereka telah memperkuat posisi depan mereka di wilayah dataran tinggi untuk melawan penumpukan militer baru dari Beijing.

Pengerahan ribuan tentara dan ratusan jet tempur oleh Beijing itu merupakan data intelijen yang dikumpulkan dari pejabat tinggi India sebagaimana dilansir TimesNow,Jumat (1092020). Sebagian besar pasukan dan senjata tempur itu kini berbasis di Xinjiang dan Tibet, yang dekat dengan perbatasan de-facto.

Sumber resmi tingkat tinggi militer India mengecilkan situasi yang menyatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menggunakan taktik "pin peniti" dan penempatan pasukan mereka belum mencapai ambang konflik besar-besaran. (Baca: Konflik dengan China Memanas, India Tes Tembak Rudal Hipersonik Pertamanya )

“Pengerahan pasukan PLA di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh timur tidak diarahkan secara taktis untuk perang seperti sekarang. Tapi ya, pin peniti tetap akan berlanjut," kata seorang pejabat militer India yang menolak disebutkan namanya.

Namun, India telah mengarahkan peringatan yang jelas ke arah Beijing agar tidak melanggar perimeter India di sekitar tiang depannya, termasuk pembangunan kawat berduri di ketinggian. “Itu merupakan garis merah. Faktanya, tidak ada tempat yang kami kurang siap sekarang," ujarnya.

Peringatan New Delhi ke Beijing datang setelah peluru ditembakkan di Mukhpari Top di sektor Chushul pada hari Senin (7/9/2020), sebuah insiden letusan senjata api pertama kali dalam 45 tahun di wilayah Ladakh. (Baca: Tentara China dan India Bentrok Tangan Kosong di Pangong Tso )

PLA terus memperkuat penumpukan militer di wilayah tersebut sejak Mei yang mencakup pasukan yang berpartisipasi dalam latihan militer di Tibet. Menurut intelijen dari para pejabat tinggi, pasukan PLA bekerja di bawah instruksi langsung dari Beijing dan jika tindakan tersebut mengarah pada perang, China harus membayar mahal.

“Sengketa diarahkan dari puncak hierarki politik-militer di China, bukan oleh kesenangan komandan PLA setempat. Ini bisa mengambil lintasan apa pun. Tapi jika China ingin memulai perang, dia juga harus membayar mahal," imbuh pejabat tersebut.

Menyusul bentrokan besar kedua di wilayah Pangong Tso (Danau Pangong) di sepanjang perbatasan antara tentara India dan China, Angkatan Darat India melaju untuk menduduki ketinggian strategis Tepi Selatan danau. (Baca juga: Konflik dengan China, India Desak Rusia Kirim Sistem Rudal S-400 Tepat Waktu )

Sejak itu, PLA telah berulang kali mencoba mengirimkan tank ringan dan kendaraan tempur infanteri melintasi perbatasan, yang telah diblokir oleh tank yang lebih besar dari Angkatan Darat India, yang menurut pejabat tersebut, telah diberi "kebebasan penuh" untuk menggagalkan semua tindakan provokatif orang-orang China.

“Tentara kami di ketinggian dipersenjatai dengan baik dan sangat siap. Kami bahkan membawa tank ke atas punggung bukit dekat Rechin La (jalur gunung Reqin)," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1447 seconds (0.1#10.140)