Konflik dengan China Memanas, India Tes Tembak Rudal Hipersonik Pertamanya
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Militer India menguji tembak rudal hipersonik pertamanya pada hari Senin ketika konflik dengan China di wilayah perbatasan kembali memanas.
Rudal hipersonik canggih yang diuji tembak dapat secara besar-besaran meningkatkan potensi kapal perang Angkatan Laut India dalam konflik di masa depan.
Pada hari yang sama dengan uji tembak senjata New Delhi itu, ada serangkaian bentrokan dan tembakan di perbatasan kedua negara. (Baca: Sengketa Memanas, China Tuduh India Lepaskan Tembakan di Perbatasan )
Persaingan antara kedua kekuatan meluas ke domain maritim di mana ekspansi cepat Angkatan Laut China akan segera mencapai Samudra Hindia.
Misil hipersonik India yang diuji tembak dengan mesin scramjet yang dikenal sebagai hypersonic missile technology demonstrator vehicle (HSTDV). Uji coba itu dinyatakan berhasil dan sekaligus menjadikan India menjadi negara keempat setelah AS, Rusia dan China yang mengembangkan teknologi rudal hipersonik.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh melalui Twitter mengatakan HSTDV dikembangkan sendiri oleh India. Menurut para pejabat, HSTDV akan memberdayakan platform rudal dan kendaraan udara jarak jauh futuristik. HSTDV dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO). Singh memuji DRDO atas keberhasilan uji coba HSTDV. (Baca: Para Tentara China dan India Bentrok Tangan Kosong di Pangong Tso )
Ketua DRDO, G. Satheesh Reddy, berkata, "Ini adalah terobosan teknologi utama di negara ini. Pengujian ini membuka jalan bagi pengembangan teknologi, material, dan kendaraan hipersonik yang lebih kritis. Hal ini menempatkan India di klub negara terpilih yang telah mendemonstrasikan teknologi ini."
HSTDV adalahkendaraanpendemonstrasi scramjet tak berawak untuk penerbangan berkecepatan hipersonik, yang dapat terbang dengan kecepatan Mach 6 dan bergerak hingga ketinggian 32,5 km dalam 20 detik. Selain kegunaannya untuk rudal udara jarak jauh, teknologi ini juga akan memiliki banyak aplikasi sipil. Sesuai dengan harapan pemerintah, HSTDV juga dapat digunakan untuk meluncurkan satelit dengan biaya rendah. (Baca juga: Operasikan 2.500 Pesawat dan S-400 Rusia, AS Anggap China Ancaman Besar )
Rudal hipersonik canggih yang diuji tembak dapat secara besar-besaran meningkatkan potensi kapal perang Angkatan Laut India dalam konflik di masa depan.
Pada hari yang sama dengan uji tembak senjata New Delhi itu, ada serangkaian bentrokan dan tembakan di perbatasan kedua negara. (Baca: Sengketa Memanas, China Tuduh India Lepaskan Tembakan di Perbatasan )
Persaingan antara kedua kekuatan meluas ke domain maritim di mana ekspansi cepat Angkatan Laut China akan segera mencapai Samudra Hindia.
Misil hipersonik India yang diuji tembak dengan mesin scramjet yang dikenal sebagai hypersonic missile technology demonstrator vehicle (HSTDV). Uji coba itu dinyatakan berhasil dan sekaligus menjadikan India menjadi negara keempat setelah AS, Rusia dan China yang mengembangkan teknologi rudal hipersonik.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh melalui Twitter mengatakan HSTDV dikembangkan sendiri oleh India. Menurut para pejabat, HSTDV akan memberdayakan platform rudal dan kendaraan udara jarak jauh futuristik. HSTDV dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO). Singh memuji DRDO atas keberhasilan uji coba HSTDV. (Baca: Para Tentara China dan India Bentrok Tangan Kosong di Pangong Tso )
Ketua DRDO, G. Satheesh Reddy, berkata, "Ini adalah terobosan teknologi utama di negara ini. Pengujian ini membuka jalan bagi pengembangan teknologi, material, dan kendaraan hipersonik yang lebih kritis. Hal ini menempatkan India di klub negara terpilih yang telah mendemonstrasikan teknologi ini."
HSTDV adalahkendaraanpendemonstrasi scramjet tak berawak untuk penerbangan berkecepatan hipersonik, yang dapat terbang dengan kecepatan Mach 6 dan bergerak hingga ketinggian 32,5 km dalam 20 detik. Selain kegunaannya untuk rudal udara jarak jauh, teknologi ini juga akan memiliki banyak aplikasi sipil. Sesuai dengan harapan pemerintah, HSTDV juga dapat digunakan untuk meluncurkan satelit dengan biaya rendah. (Baca juga: Operasikan 2.500 Pesawat dan S-400 Rusia, AS Anggap China Ancaman Besar )
(min)