Jawab Kecaman Turki, Partai Kemajuan: Membakar Alquran Legal di Norwegia
loading...
A
A
A
OSLO - Kementerian Luar Negeri Turki mengecam penodaan salinan kitab suci Alquran di Oslo akhir pekan lalu. Pemimpin Partai Kemajuan (Pogress Party) Norwegia , Siv Jensen, membalas kecaman itu dengan menegaskan bahwa kebebasan berekspresi diabadikan dalam konstitusi negaranya.
(Baca juga : Majalah Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad )
Kecaman Ankara muncul atas penodaan Alquran oleh organisasi Stop Islamization of Norway (SIAN). Kedutaan Besar Turki di Oslo mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa pihaknya mengharapkan pihak berwenang Norwegia untuk mengambil tindakan dan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa aksi semacam itu tidak terjadi lagi.
(Baca juga : PM Norwegia Bela Penistaan Alquran sebagai Kebebasan Berbicara )
Siv Jensen membalas dengan menekankan bahwa kebebasan berekspresi diabadikan dalam konstitusi Norwegia dan dia mengharapkan pemerintah untuk menyampaikan pesan tersebut kepada otoritas Turki.
(Baca: Turki Desak Eropa Respons Serius Penodaan Alquran di Swedia dan Norwegia )
“Kami tidak akan mengizinkan pasukan totaliter atau negara lain untuk membatasi kebebasan berekspresi konstitusional yang kami miliki di Norwegia. Izinkan saya menyatakan bahwa membakar Alquran di Norwegia adalah legal. Seharusnya masih demikian,” kata Jensen kepada surat kabar Dagsavisen,yang dikutip Selasa (1/9/2020).
"Saya menjauhkan diri dari pembakaran Alquran, dengan cara yang sama saya menjauhkan diri dari pembakaran bendera Norwegia atau Alkitab. Itu masih harus kita pertahankan dalam masyarakat kita, karena itu bagian dari kebebasan berekspresi," ujar pemimpin Partai Kemajuan itu, seraya menekankan bahwa partainya juga menjauhi SIAN.
Pada hari Sabtu, Fanny BrĂĄten dari SIAN, yang sebelumnya telah didakwa dan kemudian dibebaskan atas tuduhan membuat ujaran yang mendorong kebencian, mengumumkan dalam pertemuan publik bahwa dia akan menodai Alquran. Dia kemudian merobek salinan Alquran, meludahi halaman-halamannya dan menghina Nabi Muhammad. Aksinya memicu kemarahan umat Muslim setempat dan terjadi kerusuhan.
(Baca: Rasmus Paludan, Politikus Anti-Islam Otak Pembakaran Alquran di Swedia )
Menyusul kerusuhan itu, polisi telah menangkap 29 orang. Beberapa dari mereka yang ditangkap adalah anak di bawah umur. Protes di Norwegia muncul setelah insiden serupa di kota Malmö, Swedia , di mana kerusuhan pecah setelah anggota partai Garis Keras anti-Islam Denmark membakar salinan Alquran.
Demonstrasi SIAN dikecam oleh Menteri Kebudayaan Norwegia Abid Raja, seorang Muslim yang taat, yang menyerukan boikot terhadap organisasi tersebut. Menteri itu menekankan bahwa demonstrasi tandingan semakin memberdayakannya.
Stop Islamization of Norway (SIAN) sudah ada sejak awal 2000-an. Sebagai sebuah organisasi, ia bekerja untuk melawan perkembangan Islam, yang dipandang sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar konstitusi Norwegia serta nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan negara tersebut.
Tindakannya sering kali menampilkan protes, kampanye peningkatan kesadaran, dan paling tidak, pembakaran Alquran, yang dilihatnya sebagai perayaan kebebasan berbicara. Aksi-aksi itu sangat mirip dengan aksi Partai Garis Keras di Denmark.
(Baca juga : Majalah Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad )
Kecaman Ankara muncul atas penodaan Alquran oleh organisasi Stop Islamization of Norway (SIAN). Kedutaan Besar Turki di Oslo mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa pihaknya mengharapkan pihak berwenang Norwegia untuk mengambil tindakan dan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa aksi semacam itu tidak terjadi lagi.
(Baca juga : PM Norwegia Bela Penistaan Alquran sebagai Kebebasan Berbicara )
Siv Jensen membalas dengan menekankan bahwa kebebasan berekspresi diabadikan dalam konstitusi Norwegia dan dia mengharapkan pemerintah untuk menyampaikan pesan tersebut kepada otoritas Turki.
(Baca: Turki Desak Eropa Respons Serius Penodaan Alquran di Swedia dan Norwegia )
“Kami tidak akan mengizinkan pasukan totaliter atau negara lain untuk membatasi kebebasan berekspresi konstitusional yang kami miliki di Norwegia. Izinkan saya menyatakan bahwa membakar Alquran di Norwegia adalah legal. Seharusnya masih demikian,” kata Jensen kepada surat kabar Dagsavisen,yang dikutip Selasa (1/9/2020).
"Saya menjauhkan diri dari pembakaran Alquran, dengan cara yang sama saya menjauhkan diri dari pembakaran bendera Norwegia atau Alkitab. Itu masih harus kita pertahankan dalam masyarakat kita, karena itu bagian dari kebebasan berekspresi," ujar pemimpin Partai Kemajuan itu, seraya menekankan bahwa partainya juga menjauhi SIAN.
Pada hari Sabtu, Fanny BrĂĄten dari SIAN, yang sebelumnya telah didakwa dan kemudian dibebaskan atas tuduhan membuat ujaran yang mendorong kebencian, mengumumkan dalam pertemuan publik bahwa dia akan menodai Alquran. Dia kemudian merobek salinan Alquran, meludahi halaman-halamannya dan menghina Nabi Muhammad. Aksinya memicu kemarahan umat Muslim setempat dan terjadi kerusuhan.
(Baca: Rasmus Paludan, Politikus Anti-Islam Otak Pembakaran Alquran di Swedia )
Menyusul kerusuhan itu, polisi telah menangkap 29 orang. Beberapa dari mereka yang ditangkap adalah anak di bawah umur. Protes di Norwegia muncul setelah insiden serupa di kota Malmö, Swedia , di mana kerusuhan pecah setelah anggota partai Garis Keras anti-Islam Denmark membakar salinan Alquran.
Demonstrasi SIAN dikecam oleh Menteri Kebudayaan Norwegia Abid Raja, seorang Muslim yang taat, yang menyerukan boikot terhadap organisasi tersebut. Menteri itu menekankan bahwa demonstrasi tandingan semakin memberdayakannya.
Stop Islamization of Norway (SIAN) sudah ada sejak awal 2000-an. Sebagai sebuah organisasi, ia bekerja untuk melawan perkembangan Islam, yang dipandang sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar konstitusi Norwegia serta nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan negara tersebut.
Tindakannya sering kali menampilkan protes, kampanye peningkatan kesadaran, dan paling tidak, pembakaran Alquran, yang dilihatnya sebagai perayaan kebebasan berbicara. Aksi-aksi itu sangat mirip dengan aksi Partai Garis Keras di Denmark.
(min)